Bersiaplah, karena penerbit XRP ingin masuk bursa efek jikalau kasusnya dengan SEC di AS selesai.
Keinginan itu sebenarnya sudah disampaikan Bos Ripple Labs pada tahun lalu. Hanya saja dipertegas lagi oleh pemegang saham terbesarnya, yakni raksasa keuangan SBI Groups asal Jepang.
Menurut sang CEO, tahun 2020 silam, niatan menjadi perusahaan publik adalah kepastian.
Hanya saja, sebut Brad Garlinghouse, mereka mungkin bukan yang pertama bukan pula yang terakhir.
“Dalam 12 bulan ke depan, Anda akan melihat IPO [initial public offering] di sektor blockchain-aset kripto. Kami tidak akan menjadi yang pertama dan terakhir,” katanya.
Bos SBI Groups: Akan Listing
Hal itu ditegaskan kembali oleh Yoshitaka Kitao CEO SBI Groups.
“Setelah kasus ini selesai, Ripple Labs akan go public. Pendirinya, Chris Larsen, termasuk sang CEO, Brad Garlinghouse setuju soal itu,” katanya, Rabu (28/4/2021).
Bahkan Ripple Labs sendiri terus menguatkan pengaruhnya di Asia dengan membeli sejumlah perusahaan di sektor remitansi.
Burn XRP
Praktis pernyataan itu membuat harga XRP berada di atas angin. Melonjak selama 7 hari terakhir dan 24 jam terakhir.
Kini harganya dalam rupiah mencapai Rp23 ribuan, naik lebih dari 15 persen.
Faktor menarik lain sebelumnya adalah Brad tak menolak soal gagasan burn alias pemusnahan jumlah unit XRP yang beredar saat ini.
Jikalau itu terjadi, dan XRP kian langka, lalu disertai permintaan yang luar biasa, maka Anda tahu dampaknya bagaimana.
Status Kasus
Kasus Ripple Labs dengan SEC sebagai lembaga berpengaruh untuk urusan pasar modal di AS, sebenarnya belum selesai.
Hanya saja, Ripple Labs merasa menang, karena mosi tak percaya dimenangkan olehnya.
Kala itu hakim mengabulkan bahwa SEC tidak berhak memeriksa rekening pribadi pada pendiri perusahaan.
Kini, dengan Gary Gensler memimpin SEC, Brad dan kawan-kawan berharap memenangkan pertarungan maha seru itu.
Maka, di satu titik pasar akan semakin heboh lagi, melayangkan pandangan lebih dalam daripada sebelumnya kepada XRP. [vins]