Biaya menambang Bitcoin (BTC) kini telah turun ke titik terendah 10 bulan, seiring dengan kesulitan penambangan yang juga menurun sejak bulan Mei lalu.
Kesulitan penambangan sebelumnya telah turun karena ada beberapa penambang yang menghentikan dan mengurangi operasi mereka, karena tuntutan untuk bertahan hidup di tengah bearish pasar kripto.
Hal ini juga tercermin dari aksi jual BTC dari penambang Bitcoin sebanyak 80.000 koin, yang digunakan untuk bertahan hidup dan beroperasi.
Biaya Menambang Bitcoin Merosot
Berdasarkan laporan Cointelegraph, salah satu faktor yang menyebabkan penurunan biaya menambang Bitcoin ini juga berasal dari penggunaan perangkat keras yang lebih efisien.
Ahli strategi dari JPMorgan, Nikolaos Panigirtzoglou, mengatakan bahwa biaya produksi Bitcoin telah turun menjadi sekitar US$13.000, dari sebelumnya $24.000 di awal bulan Juni.
Kesulitan penambangan yang telah turun dari puncak Mei di 31,25T ke 29,15T, membawa biaya menambang menyusut ke titik terendah sejak September 2021.
“Biaya produksi Bitcoin yang lebih rendah berpotensi mengurangi tekanan jual penambang dan meningkatkan profitabilitas. Namun, ahli strategi masih bearish, menyatakan bahwa penurunan biaya produksi mungkin dianggap negatif untuk prospek harga Bitcoin ke depan,” ungkap Bloomberg.
Bahkan, beberapa analis melihat penurunan biaya ini sebagai batas bawah untuk kisaran harga kripto utama di bearish pasar kripto.
Juga, beberapa analis memperkirakan harga BTC akan turun lagi ke US$13.000, mengikuti pullback 80 persen lebih seperti di dua pasar bearish sebelumnya. Sementara, saat ini penurunan harga Bitcoin telah di kisaran 70 persen.
Sebagian besar penambang memang telah mematikan rig penambangan tua mereka, saat harga energi melonjak dan harga aset yang jatuh terkapar.
Dan dari penyedia data profitabilitas penambangan AsicMinerValue, rig Bitmain Antminer E9, yang belum lama ini rilis, adalah salah satu unit paling efisien di pasaran. Ini menjadi dasar penurunan biaya menambang.
Menurut laporan Bitinforcharts, profitabilitas penambang berada di titik terendah sejak Oktober 2020, di US$0,095 per hari per TH/s.
Namun, penurunan biaya produksi diharapkan dapat menghentikan penurunan profitabilitas penambang, serta membaliknya menjadi keuntungan yang kian meningkat dalam beberapa bulan ke depan. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.