Riset harga pasar kripto mengungkap kapan Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Binance Coin (BNB), XRP, Cardano (ADA) dan aset kripto lain dapat mencapai nilai US$1 triliun bila terus bertumbuh sesuai dengan rata-rata laju tahunan.
Aset kripto telah mengalami kelesuan tajam setelah berhasil mencapai rekor harga tahun lalu. BTC sempat mencapai US$60 ribu sehingga jaringan Bitcoin memiliki kapitalisasi pasar US$1 triliun.
Harga BTC US$40 ribu saat ini berarti kapitalisasi pasarnya adalah US$800 milyar. ETH, aset kripto terbesar kedua, mencapai rekor kapitalisasi pasar US$500 milyar tahun lalu.
Dikutip dari Forbes, riset harga pasar yang dilakukan situs analisa industri aset digital Crypto Head mengungkap, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 159 persen, BTC dapat kembali mencapai US$1 triliun pada tahun 2023.
ETH dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 308 persen juga diproyeksikan menjadi aset senilai satu triliun dolar dengan kurun waktu yang sama.
Pesaing ETH, BNB dan ADA dengan rata-rata pertumbuhan tahunan masing-masing 615 persen dan 423 persen diprediksi mencapai kapitalisasi pasar US$1 triliun pada tahun 2024.
Selain itu, XRP yang tengah menjadi sorotan tuntutan hukum dari SEC AS, memiliki rata-rata pertumbuhan tahunan 88 persen dan dapat bernilai US$1 triliun pada tahun 2028.
Aset kripto dengan rata-rate pertumbuhan tahunan tertinggi, yaitu Fantom (FTM) dengan 5 ribu persen dan kapitalisasi pasar US$9 juta pada tahun 2019, diperkirakan mencapai US$1 triliun pada tahun 2024.
Riset tersebut tidak mencakup aset kripto yang diluncurkan setelah 1 Januari 2019, termasuk Solana.
Kendati kripto mengalami pertumbuhan pesat dan banyak kripto besar diperkirakan dapat mencapai rekor baru dalam tahun-tahun mendatang, pengamat pasar kripto kurang optimis terhadap performa jangka pendek.
“Bitcoin mengalami kelesuan pada kuartal terakhir 2021, tetapi pada awal 2022 Bitcoin cenderung stabil,” kata Paul Robinson, ahli strategi DailyFX.
Ia menambahkan, setelah BTC mulai menggeliat maka tidak butuh waktu lama hingga pasar kembali bergairah.
Pergerakan harga yang berkontraksi selama tiga bulan terakhir dapat berlanjut ke kondisi yang tidak jelas dalam jangka waktu pendek.
“Tetapi, mengingat sifat Bitcoin, volatilitas biasanya meningkat lagi menuju pertengahan tahun,” pungkas Robinson. [ed]