Binance Diminta Hengkang oleh Asosiasi Bank Nigeria

Asosiasi Bank di Nigeria atau Asosiasi Operator Bureaux De Change Nigeria (ABCON) telah mengajukan permintaan untuk melarang operasi Binance di negeri tersebut, dengan alasan pengaruhnya yang semakin besar sebagai faktor yang berpotensi merusak stabilitas naira.

Dalam artikel Cryptobriefing baru-baru ini, melansir laporan Nairametrics pada 9 Agustus, bahwa (ABCON) menyatakan keprihatinan atas pengaruh raksasa kripto Binance, yang dianggap membebani ekonomi Nigeria.

“Jadi, kita harus melakukan sesuatu yang dapat menghentikan Binance. Ini adalah kompetisi; kita perlu melarang Binance dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan memiliki likuiditas,” demikian dikutip dari permohonan kepada Pemerintah Federal di Nigeria.

Presiden ABCON, Alhaji Aminu Gwadebe menekankan statistik perdagangan yang kuat dari bursa kripto Binance yang mencapai 1,2 juta transaksi per detik sebagai salah satu argumen.

Menurut Gwadebe, dominasi seperti itu menjadikan Binance pemain kunci yang memengaruhi baik jendela Investor dan Eksportir resmi maupun pasar informal atau paralel.

“Lonjakan dan volatilitas bukanlah sesuatu yang baru, ini adalah sesuatu yang diwarisi oleh pemerintah saat ini dan sudah berhasil dalam memerangi perilaku ilegal di sekitar pasar valuta asing dan itulah tujuan dari unifikasi,” tegas Gwadebe.

Seperti yang diungkapkan oleh Gwadebe, kepercayaan pada mata uang suatu negara sangat penting.

Faktor-faktor seperti penimbunan valuta asing oleh bank dan entitas minyak besar hanya memperburuk tekanan pada naira, demikian yang dilaporkan.

Ini bukan kali pertama Binance menjadi sasaran di Nigeria. Sebelumnya, Otoritas Pasar Modal Nigeria telah mengeluarkan peringatan kepada warga Nigeria agar tidak berinvestasi atau bertransaksi di Binance, bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan.

Komisi tersebut menganggap transaksi dengan aset kripto sebagai risiko tinggi yang dapat menyebabkan kerugian total atas investasi. SEC menyatakan bahwa operasi Binance di Nigeria ilegal karena perusahaan ini tidak terdaftar atau diatur oleh Komisi.

Bursa tersebut harus menghapus beberapa pasangan fiat-kripto di Nigeria pada tahun 2021 setelah negara tersebut melarang pembayaran bank dalam bentuk kripto, dengan menutup rekening bank warga yang melakukan transaksi dengan kripto.

“Semua lembaga keuangan diarahkan untuk mengidentifikasi orang dan/atau entitas yang melakukan transaksi di bursa kripto atau mengoperasikan pertukaran kripto dalam sistem mereka dan memastikan rekening-rekening tersebut ditutup segera.”

Setahun kemudian, Nigeria meluncurkan mata uang digital bank sentralnya, eNaira, untuk memajukan batas-batas sistem pembayaran guna membuat transaksi keuangan menjadi lebih mudah dan lancar.

Meskipun kerap dihadang, laporan dari bursa Kucoin menunjukkan bahwa sekitar 35 persen orang dewasa Nigeria masih terlibat dalam investasi kripto. Ini menandakan antusiasme tinggi warga Nigeria dalam investasi kripto. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait