BioSig Technologies, Inc. resmi mengumumkan keberhasilan penutupan penawaran umum senilai sekitar US$15 juta, setara Rp246 miliar.
Langkah ini diambil tidak lama setelah perusahaan asal AS tersebut merampungkan merger dengan Streamex Exchange Corporation.
Dana hasil penerbitan saham tersebut diproyeksikan akan digunakan untuk pembelian emas batangan, memperkuat modal kerja, serta mendukung operasional perusahaan dalam mendorong inisiatif tokenisasi emas.
Dalam keterangannya, BioSig menjual sebanyak 3.852.149 lembar saham biasa dengan harga US$3,90 per saham tanpa disertai pre-funded warrants. Clear Street dan Needham & Company bertindak sebagai penjamin emisi penawaran tersebut.
Aksi korporasi ini sekaligus menandai upaya BioSig memperkuat strategi bisnisnya di bidang tokenisasi aset dunia nyata (RWA), khususnya emas.
“Kami sedang membangun pemimpin yang terdaftar di Nasdaq dalam aset dunia nyata berbasis emas batangan, dan kini kami dapat berfokus pada percepatan penciptaan nilai bagi pemegang saham,” ujar CEO BioSig dan salah satu Pendiri Streamex, Henry McPhie, dalam siaran pers.
Merger Streamex Jadi Pintu Masuk BioSig ke Era Tokenisasi Emas
Merger BioSig dengan Streamex menjadi titik balik transformasi bisnis perusahaan, yang sebelumnya dikenal sebagai pemain di sektor teknologi medis.
Pada 7 Juli 2025 lalu, keduanya menandatangani perjanjian definitif untuk mengamankan fasilitas pendanaan jangka panjang hingga US$1,1 miliar. Kesepakatan tersebut mencakup penerbitan US$100 juta convertible debentures serta jalur pendanaan berbasis ekuitas sebesar US$1 miliar dalam periode 36 bulan.
Pendanaan besar ini ditujukan untuk memperkuat posisi BioSig sebagai salah satu pemegang emas batangan publik terbesar di Nasdaq.
Perusahaan berencana mengintegrasikan aset fisik tersebut dengan teknologi tokenisasi berbasis blockchain. Platform Streamex dipilih sebagai infrastruktur utama untuk mendukung rencana peluncuran token emas pertama pada awal 2026.
Strategi ini tidak hanya memperluas cakupan bisnis perusahaan, tetapi juga menjawab tren global di mana tokenisasi komoditas dinilai mampu membuka akses investasi yang lebih luas, transparan dan efisien.
Pasar komoditas dunia sendiri diperkirakan mencapai nilai US$142 triliun, menjadikannya salah satu sektor yang menarik untuk inovasi berbasis blockchain.
Strategi Baru BioSig Diprediksi Dongkrak Laba Hingga 73 Persen
Langkah BioSig langsung mendapat respons positif dari pasar. Setelah merger dengan Streamex diumumkan, harga saham BioSig tercatat melonjak hingga 24,4 persen.
Sejumlah analis memperkirakan bahwa strategi baru perusahaan akan mendorong pertumbuhan laba hingga 73,3 persen pada 2025, seiring dengan penetrasi ke sektor blockchain dan keuangan komoditas.
Model bisnis tokenisasi emas yang dikembangkan melalui Streamex mencakup beberapa sumber pendapatan, antara lain biaya origination, biaya tokenisasi, biaya perdagangan sekunder, hingga pendapatan dari spread.
Dengan model tersebut, BioSig menargetkan ekosistem yang berkelanjutan dan dapat menarik minat investor institusi maupun ritel.
Ke depan, dana segar US$15 juta hasil penawaran umum terbaru menjadi bagian penting dari roadmap perusahaan. Selain untuk pembelian emas, dana ini juga akan memperkuat modal kerja dan menopang operasional harian.
Hal ini dinilai krusial untuk memastikan konsistensi langkah BioSig dalam mengimplementasikan proyek tokenisasi emas yang berskala besar.
Dengan strategi agresif tersebut, BioSig memperlihatkan transformasi signifikan dari perusahaan teknologi medis menjadi pemain fintech yang fokus pada tokenisasi aset komoditas.
Keberhasilan menghimpun pendanaan, baik melalui merger maupun aksi korporasi, menegaskan ambisi perusahaan untuk mengambil peran sentral dalam era baru keuangan digital berbasis aset fisik. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.