Situasi pasar saat ini menunjukkan bahwa Bitcoin adalah solusi untuk masalah ekonomi saat ini.
Demikian pernah diutarakan eks pendiri Paypal dan investor crypto, Peter Thiel konferensi cryptocurrency di Miami tahun lalu.
Bahkan, sang investor membuat pertunjukan ikonik dengan melemparkan uang US$100 kepada orang banyak dan menggembar-gemborkan Bitcoin sebagai alternatif terbaik untuk mata uang fiat.
Merujuk catatan dari kantor berita Reuters, Indeks Komposit Nasdaq telah melihat keuntungan moderat, Bitcoin telah melonjak lebih dari 35 persen sejak runtuhnya Silicon Valley Bank pada 10 Maret 2023.
Fenomena krisis perbankan ini mewakili peningkatan nilai Bitcoin hampir 70 persen tahun ini saja.
“Bank sentral bangkrut dan rezim uang fiat akan segera berakhir,” ucap Thiel penuh keyakinan tentang potensi Bitcoin sebagai solusi masalah ekonomi.
Namun, dana modal ventura Thiel diam-diam membuang sebagian besar kepemilikannya tepat sebelum pidatonya di Miami, menurut Financial Times.
Meskipun demikian, sejumlah kalangan investor kakap lainnya telah berinvestasi dalam Bitcoin.
Mantan investor di Andreessen Horowitz, Balaji Srinivasan, baru-baru ini bertaruh dengan pengguna Twitter dengan nama samaran bahwa Bitcoin akan mencapai US$1 juta dalam tiga bulan ke depan.
“Saya percaya bahwa hiperinflasi akan bertahan, dan Bitcoin akan menggantikan dolar yang didukung pemerintah,” kata Srinivasan.
Namun, prediksi Srinivasan tampaknya terlalu optimis, karena nilai Bitcoin melonjak terutama karena tindakan bank sentral.
Federal Reserve telah menerapkan program baru untuk menstabilkan sistem, dan Ketua Fed Jerome Powell telah memperlunak komentarnya tentang menaikkan suku bunga.
Tindakan ini telah berkontribusi pada lonjakan Bitcoin baru-baru ini. Selain itu, nilai Bitcoin mungkin tidak akan melebihi $60.000 pada tahun 2021 jika Fed tidak mempertahankan suku bunga rendah.
Prospek suku bunga yang lebih rendah, bukan ketidakstabilan pemerintah, yang telah membuka pintu bagi investasi berisiko seperti Bitcoin.
Selain itu, volatilitas ekstrim Bitcoin membuatnya tidak cocok untuk melindungi investor dari inflasi dalam waktu lama.
Terlepas dari kenaikan suku bunga The Fed baru-baru ini, inflasi AS terus meningkat, menjadikan emas sebagai lindung nilai yang lebih baik terhadap inflasi daripada Bitcoin.
“Sejauh ini, emas adalah aset berwujud yang harganya cenderung naik seiring dengan kenaikan harga pokok barang,” ujar kalangan penghayat emas.
Oleh karena itu para penghayat emas, menganjurkan agar investor melindungi portofolionya dari pelemahan dolar harus fokus berinvestasi dalam aset seperti emas, bukan Bitcoin. [ab]