Bulan Mei merupakan ujian berat bagi aset kripto, terutama Bitcoin. Emas pun dibidik sehingga harganya naik daun. Bagaimana selanjutnya?
Harga Bitcoin (BTC) sudah mulai goyah setelah reli ke hampir US$65 ribu pada pertengahan April disebabkan trader yang mengamankan cuan.
Berita negatif yang berbondong-bondong menyebabkan pasar aset kripto kehilangan nilai lebih dari US$500 milyar pada bulan Mei.
Bitcoin menderita tekanan jual besar dan anjlok 35 persen dalam waktu satu bulan.
Sementara itu, ETF emas fisik mencetak bulan terkuat sejak September 2020 pada Mei 2021.
Menurut data World Gold Council, berbagai dana di seluruh dunia menanam modal total US$3,4 milyar dibanding US$4,8 milyar pada September.
Permintaan terhadap ETF emas turut mendorong harga emas spot yang naik 7,6 persen ke US$1.912,785 per troy ons.
Pergerakan bertolak belakang antara pasar emas dan Bitcoin menandakan korelasi negatif jangka pendek berkembang di antara kedua aset tersebut.
Analis DataTrek Research melaporkan penjualan aset kripto mendongkrak minat emas di kalangan investor institusi.
Para periset tersebut memproyeksikan Bitcoin sebagai alternatif lebih berisiko dibanding emas.
Emas adalah investasi tanpa drama, dan mereka menyarankan posisi tiga hingga lima persen bagi diversifikasi portofolio.
Bitcoin dipandang sebagai spekulasi bagi investor besar dan ritel yang mencari cuan cepat. Tetapi pasokan BTC yang terbatas menjadikannya aset menarik bagi ketakutan terhadap inflasi, mirip emas.
Perusahaan seperti Tesla, Ruffer Investments, Square dan MicroStrategy menambahkan Bitcoin ke neraca mereka.
Investasi profil tinggi tersebut berperan mendongkrak harga Bitcoin di kuartal pertama 2021.
BTC kemudian didorong lebih tinggi lagi pada pertengahan April oleh peningkatan perdagangan leverage yang dilakukan investor ritel baru.
Di sisi lain, ETF emas melaporkan arus keluar selama enam bulan hingga Mei 2021.
Analis JPMorgan melaporkan pada Januari 2021 ETF emas kehilangan nilai sekitar US$7 milyar.
Pada kurun waktu sama, Grayscale Bitcoin Trust menarik investasi US$3 milyar.
Kurangnya suntikan modal ke logam mulai menurunkan nilai spot. Emas longsor 10,14 persen pada kuartal pertama 2021 dibanding Bitcoin yang naik 100 persen.
Pada bulan Mei 2021, laporan JPMorgan lain menandakan investor institusi telah mengamankan cuan di Bitcoin untuk mencari peluang di emas.
Data open interest pada Bitcoin berjangka di bursa Chicago Mercantile Exchange mengalami penurunan terbesar sejak Oktober 2020.
Arus Bitcoin menunjukkan pengurangan terus menerus dan menandakan minat yang semakin berkurang dari investor institusi. [cointelegraph.com/ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.