Kehebohan Bitcoin tak selalu mendapat sambutan baik. Beberapa menyorot sejumlah kelemahannya, sehingga tak layak menjadi mata uang yang sah.
Ekonom Jörg Bibow berpijak di kalangan kedua tersebut. Menurutnya, Bitcoin bakal menggiring sistem keuangan dunia ke ‘zaman batu.’ Weleh, serius lah, bos!
“Saya tidak menemukan aspek positif apa pun dalam mata uang bitcoin. Sebagai mata uang, saya pikir ini adalah langkah mundur yang sangat besar ke zaman batu moneter,” kata Bibow.
Meski demikian, dia tak menutupi bahwa teknologi blockchain mungkin sangat berguna untuk banyak bidang, termasuk dalam sistem keuangan.
Profesor Ekonomi dari Universitas Skidmore menyorot sejumlah kekurangan Bitcoin. Misalnya rentan mendukung kejahatan seperti pencucian uang, terorisme, jejak karbon, dan volatilitas harga.
Bitcoin Perlu Aturan Ketat?
Bibow menyerukan regulasi ketat sektor BTC, guna meredam dampak negatifnya. Menurutnya, pengaturan tersebut perlu adanya koordinasi antar negara. Syarat ideal itu yang menurutnya, sangat pelik.
“Semakin rumit karena beberapa negara yang meragukan bahwa BTC bisa membiayai kegiatan kriminal,” kata Bibow.
Teranyar, Tesla mendapat kritik pedas setelah menolak pembayaran BTC
CEO Tesla, Elon Musk, mengatakan menghentikan pembelian mobil Tesla menggunakan BTC.
Melalui akun Twitter miliknya, Elon menyebutkan alasan penghentian tersebut karena peningkatan bahan bakar fosil yang meningkat karena aktivitas penambangan Bitcoin.
Kicauan Elon tersebut membuat harga BTC turun sekitar 5 persen dalam beberapa menit pertama setelah pengumuman.
Bank-bank besar Wall Street seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley juga berusaha memberikan eksposur Bitcoin kepada klien kaya mereka.
Tetapi beberapa investor, seperti pendiri Softbank, Masayoshi Son, masih belum percaya pada kegilaan kripto.
“Ada banyak diskusi tentang apakah itu hal yang baik atau buruk, apa nilai sebenarnya atau dalam gelembung. Sejujurnya, saya tidak tahu,” kata Son pada konferensi pendapatan baru-baru ini. [ab]