Pasar aset digital tengah bersiap menghadapi potensi pergerakan besar pada Bitcoin. Berdasarkan analisis dan opini dari Lark Davis, salah satu analis dan influencer di dunia kripto, kondisi teknikal Bitcoin dan sentimen pasar saat ini menyiratkan bahwa perubahan besar bisa saja terjadi dalam waktu dekat.
Harga Bitcoin sendiri masih berada dalam fase konsolidasi, bergerak di antara moving average (MA) harian 20, 50 dan 200. Meskipun belum menembus level-level kunci secara meyakinkan, Davis mencatat bahwa ada kecenderungan naik yang perlahan tapi konsisten.
Jika harga berhasil menembus kembali level US$91.000, potensi pergerakan eksplosif bisa terbuka lebar.
GameStop Jadi Pemain Baru dalam Strategi Bitcoin Perusahaan
Salah satu kabar paling mencolok datang dari GameStop, yang dilaporkan akan mengalokasikan dana hingga US$1,3 milyar untuk membeli Bitcoin. Langkah ini memicu perbincangan luas karena mengingatkan publik pada strategi MicroStrategy yang dipelopori oleh Michael Saylor.
Bedanya, menurut Davis, GameStop memiliki kapitalisasi pasar 10 kali lebih besar daripada MicroStrategy ketika perusahaan itu mulai menumpuk Bitcoin.
“Ada aliran masuk pembeli baru Bitcoin yang terus berlanjut. GameStop membentuk cadangan strategis Bitcoin, dan akan ada perusahaan lain menyusul,” ujar analis kripto Josh Mandel, dikutip oleh Lark Davis dalam videonya.
Rumor dan Harapan: Facebook, Nintendo dan Negara Timur Tengah
Selain GameStop, rumor mulai merebak soal kemungkinan perusahaan besar lain seperti Facebook hingga Nintendo juga tengah mempertimbangkan strategi serupa.
Bahkan, penasihat Metaplanet, perusahaan Jepang yang telah mengadopsi Bitcoin, dikabarkan sempat bertemu dengan pihak Nintendo untuk membahas kemungkinan penambahan aset digital ke dalam neraca keuangan mereka.
Di sisi lain, Lark Davis juga mengungkapkan bahwa beberapa negara Timur Tengah sudah mulai membeli Bitcoin secara langsung, menambah tekanan pada perusahaan dan institusi lain agar tidak tertinggal dalam adopsi.
“Semakin awal perusahaan mengadopsi strategi cadangan Bitcoin, semakin besar dampaknya dalam jangka panjang,” ujarnya.
Pasar Tradisional Tak Kalah Bergolak
Kondisi pasar saham AS juga menjadi perhatian. Meskipun indeks S&P 500 sempat mengalami penurunan tajam, tren indikator MACD masih mengarah ke atas. Namun, NASDAQ terlihat lebih lemah setelah gagal mempertahankan posisi di atas MA harian.
Kebijakan perdagangan, terutama soal tarif impor otomotif dari Tiongkok yang dikicaukan oleh Donald Trump, sempat mengguncang pasar.
“Setiap kali Trump nge-tweet, semua orang panik dan jual saham mereka,” kata Davis dengan nada separuh bercanda.
Menariknya, meski sentimen pasar merosot ke titik terendah sejak 2009, data dari Conference Board justru menunjukkan sinyal beli dari perspektif kontrarian.
Davis juga menyinggung statistik bahwa dalam enam bulan terakhir, dana ritel sebesar US$168 milyar telah masuk ke pasar saham, tanda bahwa investor individu kini menjadi kekuatan dominan.
Altcoin dan Analogi Fartcoin
Lark Davis juga menyoroti beberapa altcoin seperti Aptos, SUI, hingga Solana yang menunjukkan pola grafik serupa, berjuang menembus garis MA 20 atau 50 hari. Sebagai catatan ringan, ia bahkan membandingkan potensi Uniswap yang stagnan dengan memecoin Fartcoin, sambil bertanya, “Kenapa beli Uniswap kalau kamu bisa beli Fartcoin?”
Di tengah volatilitas dan ketidakpastian global, Davis menyimpulkan bahwa tidak ada satu pun orang yang benar-benar tahu arah pasar.
Namun, dengan indikator seperti pasokan uang global (M2) yang melonjak dan bisnis yang mulai bangkit, ia menilai saat ini lebih mirip dengan ‘scare growth‘ ketimbang awal dari pasar bearish jangka panjang.
“Kalau kamu main poker dan tahu tanganmu punya peluang menang 83 persen, apa kamu bakal menyerah? Tentu tidak,” ujar Davis, menekankan pentingnya tetap rasional dan siap menghadapi risiko. [st]