Sepanjang sepekan terakhir, Bitcoin bergerak sideways, karena kripto nomor wahid itu berfluktuasi antara US$57.000 hingga US$61.000. Ini sekaligus juga mencerminkan ketidakpastian pasar, namun dari titik tertentu, BTC bisa reli ke US$64 ribu.
Hal itu disampaikan oleh analis dari Ajaib Kripto Panji Yudha dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/8/2024).
“Sejak mengalami koreksi ke US$49.000 pada 5 Agustus 2024, BTC mulai menunjukkan tanda-tanda rebound pada 8 Agustus 2024. Namun, pergerakan ini beberapa kali terhenti di garis Moving Average (MA) 50 atau zona resistensi di US$62.000. Ini yang pada akhirnya Bitcoin bergerak sideways, berfluktuasi antara US$57.000 hingga US$61.000,” ujar Panji.
Syarat BTC Reli ke US$64 Ribu
Katanya lagi, secara teknikal, momentum bullish Bitcoin memiliki potensi untuk mencapai US$64.000, jika BTC berhasil melewati MA-50 yang berada di sekitar US$61.000. Sebaliknya, jika support level di US$57.000 ditembus, Bitcoin bergerak sideways saat ini dapat kembali ke terendah bulan ini di US$49.000.
Pada Selasa (20/8/2024) pukul 08:00 WIB BTC diperdagangkan di kisaran US$60.530 naik 3,70 persen dalam 24 jam terakhir. BTC juga berhasil masuk ke atas US$60 ribu, yakni di US$61.400 pada siang hari pukul 12.00 WIB. Kapitalisasi pasar kripto pun melonjak cepat 3,29 persen menjadi US$2,15 triliun.
Di sisi lain, ETF Spot Bitcoin mencatatkan total net inflow sebesar US$32,4 juta pada minggu lalu. Produk ini mencatatkan empat hari positif dari lima hari perdagangan, dengan satu-satunya arus keluar bersih harian mencapai US$81,4 juta pada 14 Agustus 2024. Sementara itu, ETF Spot Ethereum mencatatkan total net outflow sebesar US$14,16 juta pekan lalu, setelah sebelumnya sempat menutup pekan dengan total net inflow sebesar $104,76 juta.
Bitcoin Bergerak Sideways, Altcoin Cetak Reli, Pantau Perkembangan Terkini
Dengan Bitcoin bergerak sideways sepanjang sepekan terakhir, altcoin justru mengalami momentum positif. Beberapa altcoin dengan kenaikan tertinggi dalam sepekan terakhir adalah ThorChain (RUNE) yang naik 25,12 persen menjadi US$3,90, Aave (AAVE) yang menguat 22,90 persen menjadi US$111, dan Fantom (FTM) yang naik 18,72 persen menjadi US$0,389.
Pasar kripto bersiap menghadapi serangkaian peristiwa penting minggu ini yang berpotensi mempengaruhi pasar keuangan tradisional dan aset kripto, termasuk bisa memiliki implikasi ke altcoin dan Bitcoin.
Tren Investasi ETF Bitcoin: Institusional Makin Percaya Diri
Minggu ini dimulai dengan pidato dari Gubernur Fed Christopher Waller pada Senin (19/8/2024) diikuti oleh komentar Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic dan Wakil Ketua Pengawasan Fed Michael Barr pada Selasa (20/8/2024). Namun, fokus utama adalah pidato Jerome Powell pada Jumat (23/8/2024), di mana komentarnya kemungkinan akan memberikan panduan tentang keputusan suku bunga Fed di masa mendatang.
“Risalah FOMC, yang dijadwalkan dirilis pada Rabu (21/8/2024), menjadi sorotan, karena berpotensi memberikan sinyal tentang rencana masa depan Fed. Risalah ini akan memberikan wawasan tentang pandangan Fed terhadap ekonomi dan kemungkinan penurunan suku bunga jika inflasi terus menurun,” ungkap Panji, di mana event ini bisa saja berkorelasi dengan situasi terkini Bitcoin bergerak sideways.
Selain itu, data terbaru dari 1 Agustus 2024, termasuk angka inflasi bulan Juli yang lebih rendah dari perkiraan, menunjukkan bahwa tekanan harga mungkin mulai mereda. Hal ini memicu spekulasi bahwa Fed mungkin mempertimbangkan penurunan suku bunga secepatnya pada September. Menurut data pasar dari CME FedWatch Tool, ada peluang 75 persen bahwa Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan depan.
Para investor juga menantikan data inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS yang akan dirilis di akhir bulan Agustus 2024.
“Data ini diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang tren inflasi. Peristiwa-peristiwa minggu ini diperkirakan akan mempengaruhi tidak hanya pasar kripto, termasuk altcoin dan Bitcoin bergerak sideways sepekan terakhir, tetapi juga pasar keuangan secara keseluruhan, karena investor bereaksi terhadap perubahan kebijakan Fed,” pungkas Panji. [ps]