Harga Bitcoin kembali berada dalam tekanan. Meski sempat menyentuh level tertinggi baru, harga BTC kesulitan bertahan di zona tersebut akibat gelombang aksi ambil untung dari para investor jangka panjang.
Aksi Profit-Taking Meningkat, Tekanan Jual Semakin Terasa
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh peneliti CryptoQuant, Darkfost, pada Rabu (02/07), level US$140.000 kini dianggap sebagai batas baru yang krusial bagi investor lama, atau yang dikenal sebagai long-term holders (LTH).
Ia mengungkapkan bahwa LTH—entitas atau individu yang menyimpan Bitcoin selama minimal enam bulan tanpa menjual—saat ini menjadi penyumbang utama tekanan jual di pasar BTC.
Situasi ini terjadi karena keuntungan yang direalisasikan belum ke puncak. Banyak investor kripto yang belum merasakan profit sebesar sebelumnya, dan indikator on-chain menunjukkan margin keuntungan yang terbatas. Kondisi ini mendorong meningkatnya tekanan jual dari LTH.
“Keuntungan belum terealisasi dari investor jangka panjang (LTH) terus menurun dan kini mendekati level yang terakhir terlihat saat koreksi pada Oktober 2024. Rata-rata keuntungan belum terealisasi, berdasarkan MVRV ratio, saat ini berada di kisaran 220 persen,” jelas Darkfost.

US$140.000 Jadi Target Bitcoin Berikutnya
Untuk mencapai kembali level keuntungan di puncak siklus BTC sebelumnya, harga Bitcoin perlu naik sekitar 30 persen dari posisi saat ini. Hal ini menjadikan angka US$140.000 sebagai target utama yang kini menjadi fokus pasar.
“Meskipun profit saat ini terlihat cukup besar, kita masih jauh dari level yang tercapai pada puncak siklus sebelumnya. Untuk kembali ke tingkat keuntungan itu, harga BTC perlu mencapai US$140.000,” tambahnya.
Level tersebut juga dipandang sebagai semacam “magnet harga” yang berpotensi menarik kembali minat beli dari investor jangka panjang. Banyak dari mereka baru akan merasa berada di zona nyaman keuntungan jika BTC menyentuh titik tersebut.
Harga realisasi rata-rata LTH saat ini berada di sekitar US$33.800. Meski BTC sempat naik tajam, profit yang dinikmati belum menyamai puncak sebelumnya. Darkfost menekankan, profit saat ini masih jauh dari euforia pasar kripto pada 2024, menandakan peluang kenaikan masih ada—meski jalannya tidak mudah.
Konsolidasi dan Retest: Fase Baru Sebelum Puncak Siklus?
Meski tekanan jual dari LTH masih terasa, sejumlah analis tetap optimistis pasar bisa menyerap tekanan tersebut. Trader Rekt Capital menilai Bitcoin kini berada dalam fase konsolidasi setelah menembus tren turun sejak pertengahan Mei.
Dalam prediksi BTC terbarunya yang diunggah di X pada Rabu (02/07), ia menyebut adanya potensi terjadinya retest setelah breakout, yang akan menjadi penentu apakah tren naik akan berlanjut atau justru melemah.
“Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin kemungkinan harus melakukan retest yang cukup volatil terhadap batas atas tersebut jika ingin menyentuh area tren turun sekaligus,” tulisnya.

Rekt Capital memperkirakan bull run masih berlangsung beberapa bulan sebelum mencapai puncak (blow-off top), yang bisa disusul perubahan tren besar. Dalam skenario ini, kemampuan Bitcoin menembus dan bertahan di atas US$140.000 akan jadi penentu arah pasar.
Dengan dinamika pasar yang terus berubah, investor dihadapkan pada dua pilihan: bertahan dan menunggu breakout, atau merealisasikan profit sebelum terkoreksi. Yang jelas, US$140.000 bukan hanya angka teknikal, tetapi juga batas psikologis penting. [dp]