Kenaikan harga Bitcoin akhir-akhir ini, tatkala ketegangan perang dagang AS-Tiongkok meningkat, serta melemahnya sejumlah bursa saham besar, oleh sejumlah pelaku kripto, dianggap tidak mencerminkan Bitcoin sebagai safe haven. Sejumlah pegiat aset kripto mengatakan kepada Reuters, bahwa kenaikan itu semata-mata mendulang laba yang besar dalam waktu sekejap. Namun, pihak lain menyebutkan, Bitcoin bisa sebagai safe haven dalam jangka panjang.
Raja Kripto itu melonjak hingga 7 persen pada Senin, 5 Agustus 2019 dari US$10.900 menjadi US$12.000 di keesokan harinya. Di saat yang sama sejumlah besar harga saham di AS justru turun hingga 3 persen. Di tengah turbulensi pasar itu, yakni perang dagang dan ketidakstabilan ekonomi dunia, mata uang yen dan emas, termasuk surat utang negara (bond) juga diminati sebagai aset safe haven.
Secara umum, para penghayat Bitcoin menilai Bitcoin sebagai safe haven untuk melindungi nilai uangnya. Agumen di balik itu adalah karena Bitcoin yang desentralistik, bebas dari interferensi pemerintah manapun.
“Di tengah fluktuasi pasar, investor cenderung mengalihkan sebagian dana investasinya ke Bitcoin. Tapi, itu buka berarti Bitcoin adalah safe haven, melainkan cara cepat untuk menangguk laba. Jadi, dengan porsi investasi kecil terhadap Bitoin, jika langkah Anda keliru, maka Anda tak rugi banyak. Tetapi, jika tepat, maka Anda memperoleh keuntungan yang besar,” kata Marcus Swanepoel, CEO bursa kripto Luno yang bermarkas di London, Inggris.
Hampir senada dengan pendapat Swanepoel, Fawad Razaqzada analis Forex.com menyebutkan, seperti emas, Bitcoin bergerak volatil. Tetapi Bitcoin yang dianggap serupa dengan sejumlah aset investasi tradisional sebagai safe-haven, kelihatannya lebih pada jangka pendek saja. Namun, itu bisa pula menandakan untuk jangka panjang.
“Sejumlah peretasan terhadap Bitcoin di beberapa bursa kripto merusak citra Bitcoin, yang secara umum dianggap mirip dengan karakteristik emas. Secara teoritik itu adalah potensi Bitcoin sebagai safe haven. Namun, itu harus disertai dengan perbaikan sistem keamanan bursa kripto sendiri, sehingga dalam jangka panjang, Bitcoin dapat dikatakan sebagai safe-haven,” kata Razaqzada. [Reuters/red]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.