Di tengah antusiasme pasar kripto, CEO BlackRock, Larry Fink, baru-baru ini menyatakan bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk mencapai US$700 ribu. Namun, paradoksnya, harga Bitcoin justru mengalami penurunan.
Situasi ini mengundang berbagai pertanyaan di kalangan investor, terutama mengenai apa yang sebenarnya terjadi di pasar kripto saat ini.
Larry Fink dan Potensi Tokenisasi Aset
Pada pertemuan di Davos, Larry Fink membahas masa depan aset digital, termasuk ide tokenisasi saham, obligasi dan komoditas. Menurut Fink, langkah ini akan mendemokratisasi pasar secara instan.
“Bitcoin bisa mencapai US$700 ribu dengan membawa semua aset ke dalam blockchain,” ungkap Larry Fink.
Ia juga menyoroti pentingnya memindahkan pusat finansial AS dari New York ke wilayah yang lebih strategis.
Fink, yang dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia keuangan, kini menjadi pendukung besar Bitcoin. Namun, meskipun pandangan optimis ini menarik perhatian, realitas pasar menunjukkan pergerakan harga yang tidak stabil.
Penurunan Modal di Pasar Kripto
Data terbaru menunjukkan bahwa aliran modal di pasar kripto telah menurun hingga 60 persen sejak 10 Desember lalu, dari US$334 miliar menjadi hanya US$43 miliar. Penurunan ini memicu kekhawatiran di antara para investor. Namun, beberapa ahli percaya bahwa fluktuasi ini adalah bagian dari siklus alami pasar.
“Modal keluar bukan akhir dari segalanya. Kita pernah melihat hal ini sebelumnya dan pasar kembali naik setelahnya,” ujar analis dan influencer kripto Lark Davis dalam video terbarunya.
Regulasi dan Akses Bank Terhadap Kripto
Selain faktor aliran modal, regulasi juga menjadi topik hangat. Bank besar di AS, seperti Bank of America dan Chase, disebut-sebut akan segera memiliki izin untuk menyediakan layanan pinjaman berbasis Bitcoin. Langkah ini diharapkan membuka peluang besar untuk adopsi massal.
“Ketika bank diizinkan menyimpan Bitcoin dan memberikan pinjaman berbasis kripto, kita akan melihat revolusi di sektor finansial,” tambah Lark Davis.
Solana dan Ethereum di Tengah Persaingan Blockchain
Selain Bitcoin, blockchain lain seperti Solana dan Ethereum juga menjadi sorotan. Data terbaru yang dibagikan Kepala Peneliti Blockworks, Ryan Connor, menunjukkan bahwa aplikasi di Solana menghasilkan persentase total pendapatan aplikasi kripto yang jauh melampaui Ethereum.
“Aplikasi Solana memperoleh 73,3 persen dari seluruh pendapatan aplikasi kripto kemarin, rekor tertinggi untuk jaringan tersebut,” ujar Connor dalam sebuah tweet.
Namun, Ethereum masih menghadapi tantangan teknikal, termasuk tren harga yang belum pulih sepenuhnya. Beberapa investor bahkan mulai mempertimbangkan untuk memindahkan investasi mereka dari Ethereum ke blockchain lain seperti Solana. [st]