Pekan ini pelaku pasar, termasuk pemain Bitcoin (BTC) cenderung wait and see karena sedang menantikan serangkaian rilis data inflasi yang akan diumumkan.
Kepada Blockchainmedia.id, Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menyampaikan bahwa data inflasi pekan ini nantinya akan dapat memberi petunjuk terhadap keputusan suku bunga The Fed pada bulan November.
“Setiap pernyataan petinggi The Fed baik itu hawkish atau dovis dapat menjadi petunjuk pasar untuk menilai kebijakan moneter yang akan diambil,” ujar Panji.
Selain data di atas, menurut Panji, meningkatnya ketegangan geopolitik yang disebabkan oleh konflik di Timur Tengah yang telah menyebabkan lonjakan pada harga minyak sehingga dapat memicu volatilitas lebih lanjut di pasar yang membuat pelaku pasar, termasuk pemain Bitcoin, khawatir akan inflasi yang terus berlanjut.
“Dan suku bunga yang lebih tinggi yang menyebabkan investor risk off sementara, sehingga bitcoin dan altcoin saat ini mengalami tekanan jangka pendek.”
Memasuki pekan kedua bulan Oktober, pasar aset kripto bertengger di zona merah dengan Bitcoin (BTC) kembali turun di bawah harga USD 28.000. Selasa (10/10/2023) pukul 09.00 WIB, Bitcoin turun 1,37 persen menjadi USD 27.552.
Ethereum anjlok 3,29 persen bertengger di harga USD 1.577 dan total kapitalisasi pasar Aset Kripto juga merosot 1,65 persen menjadi USD1,049 Triliun.
Rilis data CPI (Indeks Harga Konsumen) September yang dijadwalkan akan rilis pada Kamis (12/10) dan sehari setelahnya pada Jumat (13/10) akan rilis data PPI (indeks harga produsen).
Sementara itu, Federal Reserve juga akan merilis risalah pertemuan Federal Reserve (FOMC) bulan September pada Rabu (11/10). Selain itu, banyak pejabat Federal Reserve dijadwalkan untuk menyampaikan pidato.
Amerika Serikat (AS) mencatatkan inflasi sebesar 3,7 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2023, naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2 persen YoY.
Sedangkan, pekan ini, inflasi tahunan AS diperkirakan menjadi 3,6 persen YoY pada bulan September, dimana jika sesuai ekspektasi pasar akan menandai penurunan kecil pada periode sebelumnya Agustus sebesar 3,7 persen YoY.
Sementara itu, indikator FedWatch dari CME Group memproyeksikan peluang 11,5 persen The Fed akan mengerek suku bunga sekali lagi pada bulan November 2023. Namun, peluang mempertahankan suku bunga masih dominan yaitu sebesar 88,50 persen.
Dari sisi industri, pekan ini komunitas dan investor kripto sangat memperhatikan berita apa pun mengenai ETF spot Bitcoin karena minggu depan merupakan “second deadline” terhadap keputusan atas serangkaian ETF Bitcoin spot yang telah diajukan oleh sejumlah manajer investasi.
“Persetujuan terhadap ETF Bitcoin spot ini berpotensi membuka pintu masuknya uang institusional ke dalam ruang kripto, sehingga jika nantinya disetujui oleh SEC maka akan berpotensi berdampak positif ke pasar kripto,” lanjut Panji.
Analisis Teknikal Bitcoin & Ethereum Minggu ini
Selasa (10/10/2023) pukul 08:00 WIB, BTC bertengger di harga US$27.550. Saat ini, BTC berpotensi akan melemah terlebih dahulu ke area support trendline di kisaran US$27.200 dan juga berdekatan dengan support dinamis MA-20, apabila berhasil rebound BTC berpotensi kembali naik menguji area resistance US$28.000 dan MA-100.
Sebaliknya, jika breakdown di bawah support trendline dan MA-20 maka akan menuju ke level support US$26.800.
Indikator Stochastic bergerak turun di area centreline dan MACD histogram bar dalam momentum bullish terbatas.
Selasa (12/9/2023) pukul 09:00 WIB, Ethereum bertengger harga US$1.577. Saat ini ETH akan berupaya untuk rebound di area support US$1.550.
“Jika berhasil bertahan di atas US$1.550 maka ETH berpotensi akan menguat menuju ke resistance US$1.660. Sebaliknya jika breakdown di bawah USD 1.550 maka akan menuju ke support selanjutnya di angka US$1.500. Indikator stochastic bergerak rebound dari area oversold dan MACD histogram memasuki momentum bearish,” jelas Panji. [ab]