Bitcoin dan altcoin kompak terkoreksi. Bagi Panji Yudha, Analis dari Ajaib Kripto, pasar jelas-jelas melakukan aksi ambil untung setelah pasar memuncak hijau pada beberapa hari lalu. Menurutnya lagi, sentimen saat ini mengarah pada penantian data makroekonomi terbaru. BTC diprediksi masih bisa melambung dari US$35 ribu.
Pasar kripto, termasuk Bitcoin (BTC) dan altcoin, sedang mengalami penurunan. Pada Selasa (14/11/2022) pukul 08.00 WIB, Bitcoin telah mencatat kenaikan mingguan lebih dari 3,79 persen, namun turun sebesar 2,30 persen dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan pada US$36.260. Sementara itu, kapitalisasi pasarnya naik menjadi US$709 miliar, sedikit melampaui kapitalisasi pasar Tesla saat ini sebesar US$700 miliar.
Di sisi lain, harga Ethereum (ETH) telah melonjak hampir 7,58 persen dalam sepekan terakhir, namun turun 1 persen dalam sehari, diperdagangkan sekitar US$2.037, dengan kapitalisasi pasar sebesar US$245 miliar.
Sementara itu, kapitalisasi pasar kripto global, pada Selasa (14/11/2023) pukul 08.00 WIB, mencapai US$1,358 triliun, mengalami penurunan sebesar 2,30 persen dalam 24 jam terakhir. Pasar ini sempat mencapai level tertinggi sejak Mei 2022, yaitu US$1,415 triliun.
Bitcoin dan Altcoin Terkoreksi, Ini Pemicunya
Sejumlah data ekonomi ditengarai menjadi faktor pendorong terjadinya dinamika pasar saat ini. Menurut Panji, pada pekan ini ada sejumlah data ekonomi AS yang masuk, termasuk Indeks Harga Konsumen (CPI), angka penjualan ritel, dan Indeks Harga Produsen (PPI). Konsensus untuk CPI bulan Oktober mengindikasikan penurunan menjadi 3,3 persen year-on-year dari 3,7 persen year-on-year pada September 2023. Namun, CPI inti untuk bulan Oktober, yang tidak termasuk makanan dan energi, diperkirakan akan tetap sama dengan bulan September, yaitu 4,1 persen year-on-year.
Pakar keuangan Panji Yudha dari Ajaib Kripto menjelaskan, meskipun pasar kripto mengalami momentum bullish dalam satu minggu terakhir, tampaknya investor mengambil keuntungan dan mengambil sikap risiko yang lebih rendah minggu ini sambil menunggu rilis data ekonomi AS.
“Hasil dari serangkaian data ekonomi ini juga dapat memengaruhi sentimen investor dan dinamika pasar, yang sering mempengaruhi strategi investasi dalam berbagai jenis aset digital. Selain data ekonomi, komunitas kripto juga menantikan tanggapan dari Securities and Exchange Commission (SEC) terhadap Spot Bitcoin ETF minggu ini,” jelas Panji kepada Blockchainmedia.id melalui surel.
BlackRock dan Rencana ETF
Panji juga menyoroti perkembangan penting dalam satu minggu terakhir, yakni pendaftaran BlackRock atas Ethereum iShares Trust di Delaware. BlackRock telah mengkonfirmasi niatnya untuk meluncurkan exchange-traded fund (ETF) Ethereum dengan mengajukan Formulir 19b-4 kepada US Securities and Exchange Commission (SEC) pada Kamis (9/11/2023).
Menurut Panji, hal ini menunjukkan minat institusi yang berkelanjutan dalam kripto, setelah perusahaan manajemen investasi terbesar di dunia itu mengajukan proposal Spot Bitcoin ETF dalam enam bulan terakhir.
“Berita ini memicu pergerakan pasar kripto pada Kamis (9/11/2023). Bitcoin naik hampir mencapai US$38.000 untuk pertama kalinya dalam 18 bulan terakhir, sementara Ethereum melampaui US$$2.100, level terakhir kali tercapai pada April 2023. Sementara itu, sebagian besar altcoin juga mengalami kenaikan signifikan dalam seminggu terakhir sebagai akibat dari berita ini, seperti Solana (SOL), Avalanche (AVAX), dan Polygon (MATIC), yang semuanya mencatat kenaikan lebih dari 20 persen dalam seminggu terakhir,” tukasnya.
Sementara itu, perkembangan kripto di Asia terus berlanjut, dengan aktivitas signifikan di Hong Kong. Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong telah mengeluarkan pedoman untuk perdagangan produk investasi yang melibatkan tokenisasi, menunjukkan pendekatan yang hati-hati namun progresif terhadap integrasi kripto ke dalam kerangka keuangan.
Sedangkan SEBA Bank di Hong Kong telah memperoleh lisensi layanan kripto, dan UBS Group memungkinkan klien Hong Kong untuk melakukan perdagangan ETF kripto berjangka. Secara keseluruhan, ini mencerminkan peningkatan adopsi kripto di wilayah tersebut.
BTC dan ETH Ini Prediksinya
Secara teknikal, Panji juga memprediksi harga BTC dan ETH berikutnya. Menurutnya, BTC dan ETH akan mengalami koreksi lebih lanjut hingga menemukan support kuat untuk bisa melambung kembali mengalami reli apik.
“Mengikuti lonjakan harga Bitcoin, yang hampir mencapai US$38.000 minggu lalu, saat ini BTC memiliki potensi untuk menemukan support di US$35.000-US$36.000. Jika berhasil bertahan dalam kisaran ini, BTC dapat memiliki peluang untuk kembali naik ke kisaran US$38.000, dengan sasaran berikutnya adalah US$40.000. Sebaliknya, jika terjadi penurunan di bawah US$35.000, potensi penurunan BTC bisa mencapai US$33.500,” terang Panji.
Sementara itu untuk ETH berpotensi melanjutkan reli menuju US$2.200-US$2.500 selama tetap berada di atas support level psikologis US$2.000. Selama seminggu terakhir, sebagian besar altcoin mencapai harga tertinggi tahun ini, jadi pergerakan altcoin akan bergantung pada perubahan tren Bitcoin.
“Para trader disarankan untuk siap dengan perintah stop-loss untuk mengurangi risiko kerugian jika terjadi penurunan harga Bitcoin,” pungkasnya.
Pada 1 November 2023 lalu, Panji menyampaikan adanya peluang buy the dip sebagai isyarat akan munculnya koreksi.
“Dua minggu pertama bulan November berpotensi akan menjadi peluang untuk buy the dip apabila Bitcoin turun ke harga US$30.000, sehingga momentum bullish sepanjang Oktober berpotensi akan berlanjut melihat November juga merupakan salah satu bulan yang positif sepanjang sejarah Bitcoin sejak tahun 2013,” ujarnya saat itu. [ps]