Meningkatnya popularitas Bitcoin di Indonesia, mendorong Haris Munandar masuk ke sektor bisnis aset kripto. Dia tak sekadar “menjual” ketampanannya agar pendapatan Tokocrypto terus laju lancar. Dia percaya diri karena berbekal “ilmu” trading saham dan menjual produk asuransi.
Pria kelahiran Cianjur, 1990 itu menjabat sebagai Marketing Communication Executive di Tokocrypto. Tugas utamanya adalah menangani media relation.
Guna mendukung pekerjaannya ia merasa wajib berolahraga. Selain raga jadi sehat dan bentuknya bagus, juga bisa menambah rasa percaya diri, kata pria yang akrab disapa Rangga itu.
“Saya juga dipercaya oleh CEO Tokocrypto sebagai trader di program Private Trading. Terkadang jadi video talent untuk kebutuhan pemasaran Tokocrypto,” kata alumnus Manajemen Bisnis Universitas Bina Nusantara itu.
Sebelum Anda melabuhkan hati ke Tokocrypto, Anda bekerja di mana dan di bidang apa?
Setelah lulus kuliah, saya sempat bekerja di Hotel Dharmawangsa di Jakarta selama setahun. Kemudian sempat bangun usaha sendiri di bidang kuliner Jepang di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Bisnis itu hanya bertahan selama 4 tahun sejak tahun 2013.
Setelah itu saya sempat sebagai agen asuransi untuk Prudential. Sejak di sana saya mulai kenal unit link dan kemudian merembet ke reksadana, saham, forex sampe crypto.
Sekali peristiwa ada teman yang menawarkan kerja di Tokocrypto. Karena sesuai dengan passion saya bidang keuangan dan investasi, saya putuskan untuk bergabung. Dan ternyata memang nyaman. Saya betah.
[metaslider id=”8669″]
Apa saja tantangan yang Anda hadapi?
Aset kripto itu termasuk industri yang cukup baru di indonesia. Jadi, bekerja di Tokocrypto adalah langkah yang tepat untuk berkarir di dunia kripto. Saya percaya 5 atau 10 tahun ke depan industri ini akan berkembang di indonesia. Dan saya merasa beruntung karena masuk di sejak awal industri ini bertumbuh.
Soal tantangan memang sangat beragam. Misalnya, kita harus berkali-kali dan sabar dalam menjelaskan apa itu blockchain dan aset kripto.
Kawula muda Indonesia sudah mulai sadar berinvestasi di aset kripto?
Ya, benar. Dan tren itu menaik terus, sebab anak muda Indonesia mulai bisa membandingkan antara value teknologi blockchain dan aset kripto sebagai aspek intinya dengan teknologi Internet yang mereka gemari saat ini. Jadi, kesadaran itu tumbuh.
Lagipula Presiden Jokowi sudah menggemakan soal potensi teknologi blockchain itu di beragam kesempatan. Jadi, setidaknya anak muda Indonesia sudah punya semacam role model sebagai acuannya.
Kalau boleh tahu, pegang aset kripto apa saja sekarang?
Sekarang pegang 3 saja, Bitcoin (BTC), Ether (ETH) dan Digix. Bitcoin dan Ether enak dipakai untuk trading. Kadang saya day trade saja. Sedangkan Digix saya pakai sebagai tabungan, karena nilainya setara dengan emas. [red]