Menurut salah satu analis kripto terkemuka, Gert van Lagen, Bitcoin telah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan kembali yang kuat, menargetkan all-time high (ATH) baru di sekitar US$80.000.
“US$BTC [1D] memantul dari support pasar bullish dengan pembentukan double bottom. Bear trap W4 yang sempurna pada timeframe yang lebih tinggi. Menargetkan ATH baru di US$80.000,” tulisnya di X.
Dengan pola double bottom pada grafik harian dan berhasil bertahan di atas support level pasar bullish di kisaran US$53.700, dia melihat bahwa sentimen pasar semakin positif.
Selain itu, pelemahan Indeks Dolar AS (DXY) memberikan dorongan tambahan bagi Bitcoin untuk mencapai target ambisius ini.
Tekanan Bullish dan Breakout Bearish DXY
Bitcoin telah mengalami pemulihan yang stabil, menunjukkan ketahanan di pasar yang sempat dianggap bearish beberapa minggu lalu. Setelah menyentuh level support pasar bullish di sekitar US$53.700, mata uang kripto ini berhasil pulih dengan kuat, membentuk pola double bottom pada grafik harian.
Pemantulan dari support ini memicu gelombang optimisme di kalangan trader, yang percaya bahwa Bitcoin sedang bersiap untuk reli signifikan menuju ATH baru.
Salah satu analis kripto terkemuka, Titan of Crypto, juga telah memberikan analisis makroekonomi yang mendukung sentimen bullish ini. Dia menyoroti breakout besar dari support level multi-tahun Indeks Dolar AS (DXY), yang memiliki dampak besar pada pergerakan Bitcoin.
Dia menambahkan bahwa secara historis, DXY dan Bitcoin memiliki hubungan terbalik. Ketika DXY melemah, Bitcoin biasanya menguat. Hal ini memperkuat prediksi bahwa penurunan DXY saat ini dapat mendorong harga Bitcoin lebih tinggi.
Mengapa Penurunan DXY Berdampak pada Bitcoin?
DXY pada dasarnya adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia. Jika DXY turun, itu menandakan pelemahan dolar AS.
Penurunan dolar sering terjadi saat permintaan terhadap aset safe-haven seperti dolar berkurang, sementara investor mencari peluang di aset berisiko yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi, seperti saham atau cryptocurrency.
Bitcoin sering dianggap sebagai salah satu aset berisiko tersebut. Ketika dolar melemah, Investasi kripto menjadi lebih menarik sebagai salah satu alternatif, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global atau kekhawatiran terhadap inflasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, korelasi terbalik antara DXY dan Bitcoin menjadi semakin jelas. Pelemahan DXY seperti yang terjadi sekarang memberi sinyal positif bagi Bitcoin untuk melonjak.
Harga Bitcoin Diantisipasi Cetak Rekor Baru pada Akhir Oktober 2024
Pergerakan Harga dan Potensi ATH Bitcoin
Saat ini, Bitcoin berada di kisaran US$65.700, setelah berhasil menembus level resistance penting di US$65.048, sebuah level yang telah diuji beberapa kali dalam beberapa minggu terakhir.
Aksi harga ini menunjukkan bahwa penembusan ini dapat membuka jalan bagi pergerakan naik yang berkelanjutan, dengan target signifikan berikutnya di US$80.000.
Pola double bottom yang terbentuk pada grafik harian sering dianggap sebagai sinyal pembalikan bullish. Implikasinya adalah pasar telah menolak harga yang lebih rendah, dan pembeli mulai masuk dengan percaya diri.
Dipadukan dengan bear trap pada struktur Gelombang 4 dalam Elliott Wave, pemulihan Bitcoin dari support US$53.700 semakin memperkuat prospek bullish. Dalam teori Elliott Wave, koreksi Gelombang 4 sering kali menyesatkan, dan pasar kini menunjukkan Bitcoin mungkin siap untuk Gelombang 5, yang biasanya merupakan lonjakan akhir menuju harga tertinggi baru.
Dengan latar belakang ini, tren pelemahan dolar AS yang diukur oleh DXY memberikan tambahan dorongan untuk mencapai ATH di US$80.000. Jika pelemahan DXY terus berlanjut, ini akan menciptakan peluang besar bagi Bitcoin untuk memanfaatkan momentum bullish tersebut. [dp]