Bitcoin baru-baru ini mencatatkan lonjakan harga yang signifikan hingga hampir mencapai US$90.000, memicu perbincangan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kenaikannya. Meskipun kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS menarik perhatian, analisis menunjukkan bahwa Bitcoin halving adalah pemicu utama kenaikan harga BTC dan bukan sepenuhnya akibat faktor eksternal seperti Pilpres AS.
Apa Itu Bitcoin Halving?
BTC halving adalah peristiwa yang terjadi setiap empat tahun sekali, di mana hadiah yang diterima oleh penambang BTC dikurangi setengahnya. Proses ini merupakan bagian dari desain dasar algoritma yang mengatur agar jumlah total aset yang beredar tidak melebihi 21 juta BTC.
Setiap kali halving terjadi, imbalan yang diterima miner untuk memvalidasi transaksi dan menambah blok baru ke dalam blockchain akan berkurang.
Sebagai contoh, setelah halving pada April 2020, hadiah untuk penambang berkurang dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC per block yang berhasil ditambang. Kemudian, pada April 2024, block reward kembali berkurang dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per blok.
Halving secara langsung mengurangi jumlah BTC yang beredar dan berpotensi mendorong harga naik jika permintaan terus meningkat. Proses ini didesain untuk menjaga nilai Bitcoin agar tetap stabil dengan mengendalikan tingkat inflasi.
BTC dirancang untuk lebih langka seiring berjalannya waktu, dan halving berfungsi sebagai mekanisme untuk memastikan kelangkaan tersebut.
Kenapa Peristiwa Ini Begitu Penting?
Bitcoin halving adalah salah satu peristiwa yang memberikan dampak sangat besar terhadap pasar kripto. Dengan pengurangan imbalan mining, pasokan BTC yang baru beredar menjadi terbatas, menciptakan ketegangan antara permintaan dan ketersediaan.
Menurut Jesse Myers, pendiri Onramp Bitcoin, hal ini dapat memicu “shocking supply” di pasar, yang pada akhirnya mengarah pada lonjakan harga. Peristiwa ini telah berulang kali terbukti mampu meningkatkan harga BTC secara signifikan..
“Gelembung harga pasca-halving adalah hasilnya. Itulah yang terjadi setelah halving pada 2020, 2016, dan 2012. Dan sekarang, pola yang sama sedang terbentuk lagi,” tambah Myers.
Selain itu, BTC halving adalah mekanisme penting yang memperlambat laju penciptaan Bitcoin baru. Sebagai hasilnya, investor dan trader mulai melihatnya sebagai aset yang lebih langka dan berharga.
Konsep kelangkaan ini mendorong permintaan, yang akhirnya berujung pada kenaikan harga. Halving berfungsi sebagai pengingat bahwa pasokan BTC terbatas, yang memperkuat persepsi tentang nilainya.
Kemenangan Trump Bukan Faktor Utama
Meskipun kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS baru-baru ini menarik perhatian banyak pihak sebagai faktor yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin, banyak ahli berpendapat bahwa Bitcoin halving adalah alasan utama yang membuat harga BTC naik.
Menurut Myers, meskipun pemerintahan yang ramah terhadap industri kripto, halving tetap berperan besar.
“Cerita utamanya adalah bahwa kita sudah lebih dari enam bulan setelah halving,” tambahnya di X.
Dengan kata lain, pasokan BTC yang berkurang akibat halving jauh lebih berpengaruh daripada faktor eksternal lainnya.
Bahkan, meskipun Trump dikenal dengan kebijakan pro-kripto, seperti memperkenalkan ketentuan yang mendukung inovasi blockchain, pengaruh dari kemenangan politik ini dianggap lebih rendah dibandingkan dengan dampak dari peristiwa halving itu sendiri.
BTC halving adalah peristiwa yang memamng sebelumnya sudah memiliki efek yang lebih besar dalam jangka panjang terhadap pasokan dan permintaan Bitcoin, sementara faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah atau hasil pemilu lebih bersifat jangka pendek.
Apakah Bitcoin Halving adalah Alasan Utama Kenaikan BTC?
Bitcoin Halving kerap disebut sebagai pemicu utama kenaikan harga BTC, meskipun beberapa faktor lain juga berperan. Pada tahun 2024, Bitcoin ETF resmi diluncurkan, yang memicu peningkatan besar dalam permintaan.
Sebagai contoh, pada 11 November, pembelian melalui Bitcoin Spot ETF di AS mencapai 13.940 BTC dalam satu hari, sementara hanya 450 BTC yang berhasil ditambang.
Ketimpangan antara pasokan dan permintaan ini menunjukkan semakin terbatasnya ketersediaan BTC.
“Tidak ada supply yang cukup pada harga saat ini untuk memenuhi permintaan,” jelas Myers.
Halving memengaruhi proses mining dengan menambah tingkat kesulitan, yang kemudian berdampak pada penurunan pasokan Bitcoin baru. Efek spiral ini menciptakan tekanan harga untuk naik demi menyesuaikan kelangkaan.
James Check, seorang analis On-chain dari Checkonchain, menambahkan bahwa jika dibandingkan dengan emas—yang menambah kapitalisasi pasar hingga US$6 triliun dalam 12 bulan terakhir—Bitcoin memiliki tingkat kelangkaan yang lebih tinggi.
“Bitcoin memiliki kapitalisasi pasar US$1,6 triliun dan benar-benar langka, dengan pemegang yang telah melalui berbagai tantangan,” ungkap Check.
BTC halving adalah proses yang bukan hanya menjamin pendapatan bagi para penambang meskipun jumlah BTC yang ditambang berkurang, tetapi juga memperkuat persepsi kelangkaan di pasar.
Dengan terbatasnya supply Bitcoin baru yang masuk ke sirkulasi, nilai setiap unitnya menjadi lebih tinggi. Peningkatan permintaan, terutama dari investor institusional, perusahaan besar, dan individu yang melihat BTC sebagai aset safe haven, terus memperkuat tren kenaikan harga. [dp]