Mati Greenspan, Analis Senior di eToro menyebutkan, bahwa inflasi tahunan Bitcoin akan lebih kecil daripada rata-rata inflasi tahunan mata uang negara secara global, setelah Halving Mei 2020 nanti.
Pengamat lain juga menegaskan, bahwa inflasi Bitcoin setelah Halving akan lebih kecil daripada inflasi emas. Akankah inflasi yang kecil mendorong lebih banyak orang membeli Raja Aset Kripto itu?
Faktanya adalah Bitcoin Halving pada Mei nanti (diperkirakan jatuh pada tanggal 12 Mei 2020), laju produksi Bitcoin yang baru tertekan hingga 50 persen, dari 12,5 BTC per block saat ini menjadi 6,25 BTC per block pada tanggal Halving. Ini adalah mekanisme baku sejak Bitcoin diciptakan.
Dengan kelangkaan itu, maka tingkat inflasi Bitcoin tahunan juga berkurang, yakni hanya 1,8 persen per tahun dari saat ini 3,65 persen per tahun.
Menurut Greenspan, Minggu (26 April 2020), inflasi sebesar itu jauh lebih kecil daripada tingkat inflasi rata-rata secara global, yakni 3,41 persen.
“Hanya dalam 15 hari lagi, inflasi tahunan Bitcoin akan berubah dari 3,65 persen menjadi hanya 1,8 persen. Itu sekitar separuh dari tingkat inflasi tahunan global. Pada titik ini, adopsi [terhadap Bitcoin-Red] bahkan tidak perlu tumbuh untuk mempertahankan harganya lagi. Satoshi tahu apa yang dia lakukan atau dia memang sangat beruntung,” kata Mati.
In just 15 days, the annual inflation of #bitcoin will go from 3.65% to just 1.8%… approximately half of the global annual inflation rate.
At this point, adoption doesn't even need to grow to sustain the price anymore. Satoshi either knew what he was doing or got really lucky. pic.twitter.com/ml1eXZFrO4
— Mati Greenspan (tweets ≠financial advice) (@MatiGreenspan) April 26, 2020
Meskipun banyak yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi yang rendah tidak akan menyebabkan pembeli baru berbondong-bondong membeli Bitocin, faktanya tetap bahwa setelah dua minggu setelah tanggal Halving, aset kripto itu akan memiliki tingkat inflasi yang lebih rendah dari rata-rata global termasuk, emas, sekitar 2,5 persen.
Bitcoin telah berkorelasi lebih erat dengan emas setelah penurunan drastis harga Bitcoin 13 Maret 2020 lalu. Di saat yang sama, permintaan terhadap emas pun meningkat, sehingga mampu melejitkan harganya. Sebuah fakta yang sulit disangkal.
Fun fact: As of May 2020, Bitcoin's inflation rate will be lower than Gold's.
Bitcoin annual inflation: 1.8%
Gold annual inflation: ~2.5%#Bitcoin pic.twitter.com/kHTnjzjg0q— Avichal Garg – Electric Capital ⚡💸 (@avichal) April 23, 2020
“Jika dunia melihat lonjakan permintaan terhadap Bitcoin, dengan pasokan coin baru yang tetap dan tingkat inflasi yang rendah setelah Halving, maka mungkin aset ini terlihat lebih bullish dalam waktu dekat,” sebut Cointelegraph menyimpulkan. [red]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.