Menurut Elliptic, para peretas Twitter mungkin sudah mulai mencuci Bitcoin hasil penipuan, memanfaatkan layanan “Bitcoin Mixer” untuk menyamarkan jejaknya. Media New York Times menyebutkan pelaku bekerjasama dengan orang dalam Twitter.
Elliptic mengakui mengantongi sejumlah bukti untuk menegaskan dugaan pencucian uang itu. Menurut mereka para peretas mengirimkan sebagian Bitcoin curian ke alamat yang terkait dompet Wasabi.
Wasabi merupakan layanan mixing (pencampuran) Bitcoin yang memakai teknik privasi CoinJoin untuk menyembunyikan jejak transaksi di blockchain Bitcoin.
Kendati teknik itu tidak ilegal dan memang kian lazin, namun cara semacam itu menyulitkan penegak hukum atau lembaga keuangan untuk melacak dana di blockchain.
Elliptic meyakini para peretas Twitter sejauh ini telah memroses kurang lebih 2,89 BTC, sekitar 22 persen dari total Bitcoin yang dicuri, melalui layanan Bitcoin Mixer itu .
“Pemakaian dompet jenis ini oleh para pelaku tidaklah mengejutkan. Justru hal itu telah dipelajari secara mendalam oleh penegak hukum untuk mengidentifikasi pelaku dengan mengikuti aliran dana hingga Bitcoin itu ditukarka menjadi uang tunai di bursa aset kripto,” jelas Elliptic.
Elliptic menegaskan sebagian besar bursa aset kripto besar mewajibkan verifikasi identitas pengguna melalui KYC (know your customer). Informasi inilah yang bisa dimanfaatkan penegak hukum untuk menautkan tindak kriminal ke identitas asli para peretas.
Tetapi penggunaan dompet Wasabi atau layanan sejenis membuatnya lebih sulit, tetapi bukan tidak mungkin berhasil.
Orang Dalam Twitter Terlibat?
Bursa kripto asal AS Coinbase, yang saat kejadian memblokir transaksi terkait peretasan Twitter itu, termasuk jajaran klien Elliptic.
Sementara itu, New York Times melaporkan pada Jumat lalu, bahwa serangan tersebut tampaknya dikerjakan empat orang muda biasa, bukanlah pelaku yang terafiliasi negara tertentu ataupun kelompok peretas yang canggih.
Dalam wawancara dengan para pelaku, media massa berpengaruh itu mendapat informasi, bahwa salah seorang anggotanya baru berusia 20 tahun dan hidup di bagian Barat Amerika Serikat. Satu anggotanya berusia 19 tahun, berasal dari Inggris Selatan.
Para peretas mengatakan kepada New York Times, serangan ini diprakarsai oleh individual dengan nama alias “Kirk” yang mengklaim bekerja di Twitter. [decrypt.co/ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.