IKLAN

Bitcoin Jadi Indikator Awal Saham, Harga Ethereum Bisa Melonjak Menjadi US$16 Ribu

Tom Lee, Kepala Riset Fundstrat, berpendapat harga Ethereum dapat melesat menjadi US$16 ribu di masa depan.

Bitcoin dan Ethereum memulai pekan dengan penguatan tajam. Bitcoin naik sekitar 1 persen sementara Ethereum melonjak lebih dari 2 persen. Kenaikan ini dianggap sebagai sinyal positif untuk pasar saham, menurut Tom Lee, Kepala Riset Fundstrat yang juga CEO Bitmine.

Dalam wawancaranya di CNBC beberapa jam yang lalu, Lee menyatakan bahwa Bitcoin kini bisa dijadikan indikator awal (leading indicator) bagi pergerakan indeks saham S&P 500.

“Bitcoin telah mendahului pergerakan S&P di setiap titik sepanjang tahun ini. Mulai dari puncaknya di Januari, titik terendah di April, hingga kenaikan tertinggi di Mei, semuanya satu bulan lebih awal dari S&P,” ujar Lee.

Ia menambahkan bahwa lonjakan Bitcoin sebesar 10 persen pada 9 Juli lalu menunjukkan potensi S&P mengalami “breakaway move” ke level 6.600 bulan ini, dengan proyeksi akhir tahun menyentuh 7.000.

BACA JUGA: BitMine Pegang Altcoin ETH Lebih dari Rp32 Triliun

Lee menyebutkan tiga faktor utama yang mendukung optimisme ini. Pertama, ketahanan ekonomi AS yang berhasil melewati gejolak tarif impor dan menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Kedua, kemungkinan Federal Reserve melakukan pivot dovish dalam kebijakan moneternya. Ketiga, sentimen investor yang masih cukup bearish justru membuka ruang penguatan pasar saham secara teknikal.

Ethereum Jadi Sorotan, Diprediksi Menjadi US$16 Ribu

Sementara itu, Ethereum mendapat sorotan tersendiri. Lee menyebut Ethereum sedang mengalami momen yang mirip dengan Bitcoin pada 2017, tahun ketika Wall Street pertama kali memaknai Bitcoin sebagai “emas digital.” Kala itu, harga Bitcoin meroket dari di bawah US$1.000 dan kini menjadi lebih dari US$120.000 pada 2025. Ini yang disebut oleh Lee bisa mendorong harga Ethereum mencapai US$16 ribu di masa depan.

Menurut Lee, adopsi Ethereum makin kuat berkat tiga perkembangan besar. Pertama, Genius Act yang baru disahkan membuka jalan legal bagi penggunaan stablecoin—yang sangat bergantung pada smart contract dan jelas-jelas tidak dapat dijalankan di blockchain Bitcoin. Dan kedua, Project Crypto dari SEC yang mendorong sistem keuangan Wall Street masuk ke dalam blockchain, dengan Ethereum menjadi pilihan utama karena keandalan dari segi teknologi dan keluasan pemanfaatannya. Ketiga, hampir semua aktivitas besar di sektor keuangan blockchain, dari JPMorgan hingga Robinhood, kini berlangsung di jaringan Ethereum.

BACA JUGA  Ini Alasan Harga Bitcoin Meroket

BACA JUGA: Demi Misi 1 Juta BTC, Pemerintah AS Bisa Akuisisi Perusahaan Strategy

Lee yang kini menjabat sebagai ketua di perusahaan BitMine, menyebut strategi mereka meniru model Strategy (dulu MicroStrategy) yang agresif mengakumulasi Bitcoin. Bedanya, BitMine memfokuskan diri pada Ethereum dan kini telah memiliki lebih dari US$3 miliar aset Ethereum.

Dengan memanfaatkan sistem staking yang memberi imbal hasil 3 persen per tahun, BitMine diperkirakan dapat menghasilkan pendapatan bersih lebih dari US$100 juta secara legal di AS.

“Kami berhasil menambah nilai kepemilikan Ethereum dari US$4 per saham menjadi lebih dari US$25 hanya dalam waktu 30 hari,” kata Lee.

Kinerja altcoin Ethereum sepanjang masa.
Kinerja altcoin Ethereum sepanjang masa. Sumber: Coinmarketcap.

Lebih lanjut, Lee mengutip analisis dari Kepala Strategi Aset Digital Funstrat, Sean Ferrell, yang memprediksi rasio Ethereum terhadap Bitcoin akan kembali ke level tertingginya di tahun 2021, yakni 0,14. Dengan asumsi tersebut, harga Ethereum bisa mencapai US$16.000 dari posisi saat ini di US$3.700.

Dengan narasi yang semakin kuat dan dukungan institusi keuangan besar, Lee optimistis Ethereum bisa menjadi tulang punggung infrastruktur keuangan berbasis blockchain dan AI di masa depan.

Berita Mata Uang Kripto Ethereum Lainnya Hari Ini

Berdasarkan data yang dihimpun Coinmarketcap, terdapat tiga faktor penting yang membentuk sentimen pasar Ethereum saat ini, yang mencerminkan dinamika permintaan institusional, tekanan di pasar derivatif, dan sinyal teknikal yang semakin menguat.

BACA JUGA  Market Kripto Lesu, Contract for Difference (CFD) Bisa Jadi Penyelamat Baru

Pertama, permintaan institusional melalui produk ETF spot Ethereum di Amerika Serikat menunjukkan tren yang sangat positif. Pada 6 Agustus, ETF spot Ethereum mencatat arus masuk bersih sebesar US$34,15 juta.

Ini merupakan hari kedua berturut-turut terjadi aliran dana masuk yang positif, dengan produk milik BlackRock, yaitu ETHA, mendominasi dengan kontribusi sebesar US$32,41 juta.

Sementara itu, produk dari Grayscale, ETHE, turut menambahkan US$10,04 juta. Arus dana masuk secara berkelanjutan melalui ETF menjadi indikator penting bahwa minat dari investor institusional terhadap Ethereum semakin solid.

Selain itu, keberadaan hasil staking yang berada di kisaran 4 hingga 5 persen dan kompetisi biaya antar ETF turut memperkuat daya tarik struktural terhadap ETH. Semakin banyak ETH yang dikunci dalam mekanisme staking dan ETF berarti pasokan yang tersedia di pasar menjadi lebih ketat. Bila tren ini terus berlanjut, maka kemungkinan besar ETH akan menguji level resistance krusial tahun 2025 di kisaran US$3.940.

Kedua, pasar derivatif Ethereum juga mengalami dinamika menarik dengan dampak yang bersifat campuran. Dalam kurun waktu 24 jam terakhir, tercatat likuidasi posisi perpetual futures ETH senilai US$60,27 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 62,65 persen berasal dari posisi short, yang artinya para trader yang berspekulasi atas penurunan harga ETH terpaksa keluar dari pasar.

Likuidasi secara masif ini mendorong harga ETH naik lebih cepat karena tekanan jual dari posisi short berkurang drastis. Namun, tingkat pendanaan rata-rata (funding rate) yang hanya mencapai +0,0048 persen mencerminkan bahwa euforia spekulatif telah menurun dibandingkan dengan puncaknya pada bulan Juni. Meskipun demikian, total open interest yang masih sangat tinggi, mencapai US$764 miliar, menyimpan potensi volatilitas yang besar apabila sentimen pasar kembali berubah arah secara tiba-tiba.

Ketiga, dari sisi teknikal, Ethereum berhasil mencetak breakout yang menandai pembalikan arah tren jangka pendek. ETH berhasil menembus garis tren menurun di kisaran US$3.625 dan kembali bertahan di atas Simple Moving Average (SMA) 100-jam. Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan sinyal bullish yang baru, sementara Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 59 masih belum masuk ke wilayah jenuh beli.

BACA JUGA  Opsi ETF Bitcoin Segera Hadir Q4 2024, Siapkan Strategi Investasi

Kombinasi sinyal ini memicu aksi beli otomatis dari algoritma dan meningkatkan minat investor ritel. Berdasarkan proyeksi level Fibonacci, selama ETH mampu mempertahankan posisi di atas support US$3.620, maka peluang untuk naik ke US$3.750 tetap terbuka. Penutupan harga di atas US$3.750 akan membuka jalan menuju puncak harga bulan Juli di kisaran US$3.940.

Di sisi lain, BitMine Immersion Technologies secara resmi mengungkap bahwa mereka kini menguasai 833.000 ETH atau setara dengan sekitar US$3,05 miliar, menjadikannya sebagai perusahaan dengan kepemilikan Ethereum terbesar yang diketahui secara publik saat ini.

Kepemilikan besar ini diperoleh melalui kombinasi strategi akuisisi yang agresif dan partisipasi aktif dalam staking Ethereum, yang secara otomatis mengurangi pasokan likuid di pasar terbuka.

Langkah BitMine ini mengikuti jejak SharpLink Gaming, yang sebelumnya juga mengejutkan pasar dengan mengalihkan aset perusahaannya ke dalam Ethereum senilai US$717 juta.

Rangkaian aksi ini mulai membentuk pola yang disebut sebagai “efek Michael Saylor” versi Ethereum, merujuk pada strategi terkenal CEO MicroStrategy yang secara masif mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari neraca perusahaan.

Dengan akumulasi BitMine dan SharpLink, kini lebih dari 1 juta ETH — atau sekitar 0,83 persen dari total pasokan Ethereum yang beredar — telah terserap ke dalam neraca perusahaan. Perkembangan ini menandai babak baru dalam dinamika permintaan terhadap ETH. Aset yang tersimpan dalam neraca perusahaan umumnya bersifat jangka panjang dan tidak mudah dilepas ke pasar, sehingga menciptakan tekanan beli struktural sekaligus mengurangi pasokan likuid. [ps]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait