Pasar kripto heboh sejak pukul 16:34 WIB kemarin. Pasalnya Bitcoin jatuh keras dari level US$6.365 hingga US$5.568 pada Kamis (15/11) dini hari. Berdasarkan pantauan di Coinmarketcap.com, tatkala berita ini ditulis Bitcoin naik tipis di US$5.629. Dalam rentang 24 jam, Bitcoin memerah hingga minus 11,32 persen.
Karena Bitcoin masih mendominisasi pasar global, alhasil market cap kripto secara global langsung tertekan hingga ke titik terendah, US$180,8 miliar pada dini hari ini. Hingga berita ini ditulis market cap kripto bertengger di US$185,1 miliar.
Harga Bitcoin hari adalah harga terendah, setidaknya selama 3-9 bulan terakhir. Padahal sejak 6 September 2018, Bitcoin relatif stabil di kisaran US$6.400 hingga 13 November, kendati pada 5 September Bitcoin harus terpukul jatuh dari level US$7.375.
“Yang jelas bearish Bitcoin ini memang tak disangka sebelumnya. Berdasarkan analisis kami, jatuhnya harga Bitcoin disebabkan oleh adanya manipulasi pasar yang hendak melakukan akumulasi Bitcoin dalam jumlah banyak. Hal itu dilakukan trader dengan “memanfaatkan” stop loss yang dipasang. Trader jenis ini dikenal sebagai “stop-loss hunter”. Hal ini tampak dari penurunan harga yang sebentar saja melewati harga terendah di tahun ini, namun langsung naik kembali, kendati belum pulih sepenuhnya,” kata Christopher Tahir, Co-Founder Cryptowatch kepada BlockchainMedia hari ini melalui Telegram.
Namun demikian Christopher berpendapat Bitcoin saat ini masih on-track di dalam gelombang naiknya, sehingga masih berpeluang akan naik dalam jangka panjang. Katanya, walaupun dalam jangka pendek saat ini masih cenderung tertekan, namun ia melihat adanya kemungkinan pelebaran range perdagangan nantinya.
“Saat ini kami masih percaya Bitcoin akan masuk kembali ke dalam range US$6.300-6800. Untuk jangka panjang kami masih menargetkan untuk melanjutkan kenaikan ke level US$20.000,” tegasnya. [vins]