Dalam beberapa waktu terakhir, pergerakan harga Bitcoin terlihat sulit ditebak dan cenderung bergerak sideways di rentang US$109.000 hingga US$111.000. Harga BTC sendiri tampak kesulitan untuk pulih setelah sebelumnya menyentuh ATH baru di level US$124.000.
Di sisi lain, altcoin justru terlihat mencuri perhatian. Ethereum dan BNB, misalnya, sempat mencetak ATH baru ketika harga BTC masih dalam tekanan. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah ini menjadi tanda bahwa Bitcoin mulai memasuki fase bearish?
Death Cross Muncul, Awal Tren Bearish Bitcoin?
Berdasarkan analisis yang diunggah analis ternama Ali Martinez melalui akun pribadinya di X pada Rabu (27/08/2025), pola death cross terlihat muncul pada grafik mingguan Bitcoin. Pola ini secara historis kerap menjadi sinyal awal tren bearish.
“Pola death cross muncul pada MACD mingguan Bitcoin (BTC). Secara historis, ini biasanya menjadi sebuah peringatan adanya risiko penurunan,” tegas Martinez.

Grafik harga menunjukkan Bitcoin kesulitan bertahan di atas level US$120.000 setelah sempat mencetak puncak harga terbaru. Saat ini BTC diperdagangkan di kisaran US$111.000–US$113.000 dengan US$100.000 sebagai support level penting.
Jika penutupan mingguan (weekly close) jatuh di bawah area tersebut, tekanan jual diperkirakan akan meningkat dan membuka peluang koreksi lebih dalam pada pergerakan harga Bitcoin.
Death Cross dan Pola Penurunan Harga BTC
Pergerakan historis menunjukkan bahwa setiap kali indikator MACD membentuk death cross pada grafik mingguan, Bitcoin cenderung mengalami penurunan tajam. Pola ini berulang dan menjadi salah satu indikator teknikal yang wajib diperhatikan.
Pada Mei 2024, harga BTC sempat terkoreksi sekitar 23,5 persen dalam 98 hari. Kemudian, pada Februari 2025, penurunan lebih dalam juga terjadi hingga 27,6 persen hanya dalam waktu 63 hari.

Kini, dengan death cross kembali muncul pada Agustus 2025, pasar wajar mengantisipasi potensi koreksi lanjutan. Kondisi ini kembali menegaskan bahwa pola teknikal tersebut tidak bisa diabaikan.
Sejarah memberi gambaran bahwa setiap death cross mingguan biasanya diikuti fase penurunan 20–30 persen. Dengan harga BTC saat ini di sekitar US$111.000, target koreksi realistis diperkirakan berada di area US$92.000, US$85.000, hingga US$81.000.
Level Penting yang Perlu Diamati
Sejumlah level teknikal menjadi perhatian pelaku pasar. Resistance utama saat ini berada di kisaran US$120.000–US$125.000, sementara support psikologis terkuat ada di US$100.000. Jika weekly close berada di bawah support tersebut, potensi koreksi akan semakin kuat.
Skenario penurunan BTC ke area US$92.000 hingga US$81.000 menjadi kemungkinan yang masuk akal berdasarkan pola historis, sementara pelemahan lebih tajam menuju US$70.000 masih bisa terjadi jika terjadi panic selling.
Arah pergerakan berikutnya sangat ditentukan oleh kemampuan BTC bertahan di atas level US$100.000. Jika level ini jebol, potensi koreksi menuju US$92.000 hingga US$81.000 semakin terbuka, sesuai pola penurunan sebelumnya. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.