Dalam perkembangan terbaru, kanal Youtube kripto popular Simply Bitcoin mengungkapkan potensi besar Bitcoin (BTC) untuk mencapai harga fantastis US$500.000 hanya dengan sebuah tanda tangan.
Diskusi mengenai adopsi BTC sebagai cadangan strategis negara-negara semakin menguat, terutama dengan desas-desus tentang langkah signifikan dari negara-negara Timur Tengah dan AS.
Peran Penting Cadangan Strategis BitcoinÂ
Menurut laporan, gagasan menggunakan BTC sebagai cadangan strategis awalnya terdengar spekulatif. Namun, hal ini mulai mendapatkan perhatian serius.
Bahkan, Senator Cynthia Lummis bertemu dengan penasihat kripto Presiden Trump, David Sax, untuk membahas RUU yang dapat membuka jalan bagi cadangan strategis BTC di AS.
“Tahun 2025 akan menjadi tahun bagi Bitcoin,” ujar Lummis, memberikan gambaran optimis tentang masa depan kripto tersebut.
RUU tersebut diperkuat dengan draf perintah eksekutif yang dirancang oleh Bitcoin Policy Institute. Dokumen itu mengusulkan alokasi US$21 miliar dari anggaran stabilisasi untuk membeli BTC.
Jika perintah ini ditandatangani, AS akan menambah cadangan Bitcoin dalam jumlah signifikan tanpa melibatkan Kongres. Langkah ini diperkirakan akan memicu lonjakan harga BTC yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Langkah Negara-Negara Timur Tengah
Di sisi lain, ada rumor yang menyebutkan Uni Emirat Arab (UEA) telah mengumpulkan sekitar 300.000 hingga 400.000 BTC.
Salah satu narasumber dalam video Simply Bitcoin mempertanyakan apakah AS akan membiarkan hal ini terjadi, menganggap langkah UEA sebagai tantangan besar bagi AS dalam perlombaan global untuk menguasai BTC.
Senada dengan itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia juga menyatakan bahwa negara-negara BRICS sedang mempersiapkan sistem pembayaran berbasis Bitcoin untuk menghindari ketergantungan pada dolar AS.
“Ini bukan lagi sekadar hipotesis,” tegasnya, mengisyaratkan bahwa perubahan besar sedang berlangsung dalam sistem keuangan global.
Pasokan Bitcoin Menipis
Dalam konteks ini, dinamika pasokan BTC menjadi perhatian utama. Simply Bitcoin melaporkan bahwa pada tingkat akumulasi saat ini, pasokan Bitcoin yang tersedia di pasar bisa habis dalam waktu 35 minggu.
Dengan cadangan di bursa sekitar 2,4 juta BTC, tekanan pembelian dari negara-negara dan korporasi besar dapat mempercepat penipisan ini.
“Kita akan melihat Bitcoin menembus harga US$1 juta dalam waktu dekat jika tren ini berlanjut,” ujar seorang analis dari Simply Bitcoin.
Ia menambahkan bahwa, pasokan yang semakin terbatas diperkirakan akan memicu kenaikan harga yang eksponensial.
Prediksi Michael Saylor
Michael Saylor, salah satu pendukung terbesar BTC dan eksekutif di MicroStrategy, menyatakan kepemilikan perusahaannya telah mencapai 439.000 BTC, lebih banyak dari total cadangan AS dan Tiongkok yang digabungkan.
Saylor bahkan memproyeksikan harga kripto utama tersebut bisa mencapai US$13 juta dalam 21 tahun ke depan.
“Bitcoin tumbuh rata-rata 29 persen per tahun,” ungkapnya, menekankan potensinya sebagai aset unggulan di masa depan.
Adopsi Bitcoin sebagai cadangan strategis negara telah menjadi isu yang semakin relevan, terutama dengan langkah berani negara-negara seperti UEA dan Rusia.
Dengan pasokan yang semakin terbatas dan adopsi oleh institusi besar seperti BlackRock, masa depan BTC tampak sangat cerah.
“Jika Anda tidak optimis tentang Bitcoin, Anda mungkin melewatkan peluang terbesar abad ini,” ujar Rustin, Kepala Berita Simply Bitcoin, mengakhiri laporannya dengan nada optimis. [st]