IKLAN

Bitcoin Menurut Si Cantik Meltem Demirors

Harga Bitcoin bergerak dari US$7 ribu di awal tahun hingga US$11 ribu akhir-akhir ini. Kepala Strategi Coinshares, Meltem Demirors, menjelaskan penyebab melonjaknya harga Bitcoin dan apakah akan terus meningkat serta persoalan volatilitasnya.

Menurut Meltem, investor berpendapat mata uang berkurang nilainya diakibatkan quantitative easing (kebijakan moneter oleh bank sentral untuk menambah pasokan uang ke dalam pasar).

Emas dan perak serta aset safe haven lain mengalami reli serupa Bitcoin, sebab investor menaruh dananya di aset yang dipandang aman.

Bitcoin Bisa Gantikan Emas sebagai Aset Safe Haven

Selain itu, ada reli di awal bulan Juli 2020 di sektor aset kripto. Investor yang menaruh modal di sektor itu dan meraih cuan besar kini mengambil cuan tersebut dan menyimpannya dalam bentuk Bitcoin.

Saat ini ada banyak pihak yang mengembangkan produk dan layanan keuangan di atas jaringan seperti Bitcoin dan Ethereum.

BACA JUGA  Pertama Kali! Harga Bitcoin Lampaui Nilai Hash Rate Penambangannya

Tren terbaru adalah peluang mendepositkan agunan dan meraih bunga atas deposit tersebut. Bunga yang diperoleh berada di rentang 7 hingga 35 persen, bahkan sampai 100 persen ketika baru diluncurkan.

Di lingkungan keuangan, di mana terjadi kebijakan bunga 0 persen, investor mengejar peluang ini yang dinamakan dengan yield farming.

Cuan yang diraih dari yield farming kemudian ditaruh ke dalam aset likuid, seperti Bitcoin dan Ether (ETH).

Penerapan Bitcoin banyak yang terjadi di sektor perdagangan aset. Alih-alih memakai sistem perbankan, investor bisa memakai sistem berdasarkan peranti lunak yang terbuka. Aset kripto berusaha mengubah landasan sistem keuangan yang memang sudah perlu digantikan.

Demirors mengatakan, alokasi sebesar 1 hingga 3 persen masuk akal bagi investor, terutama jika investor tersebut sudah menyimpan emas.

Memang sedang terjadi tren digitalisasi di sektor investasi, di mana saham-saham perusahaan seperti Facebook, Amazon, Netflix dan Google menguasai 25 persen pasar modal di AS.

BACA JUGA  Mengapa Aplikasi Threads Perlu Crypto?

Kendati tidak memberikan prediksi harga, Demirors mengatakan pihaknya tidak akan membangun usaha di sektor kripto jika tidak melihat potensi yang besar di masa depan.

Masih ada tantangan yang akan dihadapi, dan secara aset investasi Bitcoin memang berisiko dan sangat volatil.

Bitcoin tidak harus menjadi alat tukar untuk pengeluaran sehari-hari, melainkan sebagai teknologi penyimpanan aset. Disebabkan suplai Bitcoin yang semakin berkurang setiap periode Halving, maka spekulasi terhadap Bitcoin semakin meningkat, sehingga bisa menjadi instrumen investasi yang menguntungkan. [marketwatch.com/ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait