Bitcoin Naik Tajam Usai Suku Bunga Dipangkas, Analis: Waspada Volatilitas!

Harga Bitcoin naik tajam ke angka US$62.000 pada pagi hari ini, 6 jam setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga jumbo sebesar 50 bps pada Rabu waktu setempat atau Kamis dini hari WIB. Kendati demikian, trader dan analis Tokocrypto memperingatkan pelaku pasar agar waspada terhadap harga yang berpotensi volatil.

Pemangkasan suku bunga yang selaras dengan konsensus ini merupakan pemangkasan pertama dalam empat tahun, yang bertujuan meredam dampak inflasi dan menstimulasi perekonomian.

The Fed Pangkas Suku Bunga 50 bps, Arthur Hayes Ramalkan Gejolak Pasar Kripto

The Fed Pangkas Suku Bunga, Bitcoin dan Kripto Diuntungkan

Pemangkasan suku bunga ini disambut baik oleh pasar, termasuk pasar kripto. Indeks Nasdaq dan S&P 500 mencatat kenaikan antara 0,6-0,8 persen, sementara Bitcoin melonjak lebih dari 2 persen ke US$62.000 pada Kamis pagi.

Pantauan oleh Redaksi, harga Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan XRP sempat naik 1-4 persen secara bersamaan. Pada saat yang sama, kapitalisasi pasar kripto global naik 3 persen selama sehari terakhir hingga mencapai US$2,14 triliun pada saat berita ini ditulis. Selain itu, total volume pasar melonjak 21,36 persen dalam 24 jam terakhir menjadi US$91,32 miliar.

“Pemangkasan suku bunga oleh The Fed memunculkan harapan bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan mendorong lebih banyak investasi ke aset berisiko, termasuk kripto,” ujar Fyqieh Fachrur, Trader dan analis Tokocrypto dalam keterangannya melalui surel. Ia menambahkan, dengan suku bunga yang lebih rendah, investor cenderung mencari alternatif yang lebih menguntungkan seperti Bitcoin untuk melindungi nilai aset mereka.

BACA JUGA  Setelah Harga Bitcoin Tembus US$50 Ribu untuk Kali Pertama Sejak Desember 2021

Fyqieh juga menjelaskan bahwa volatilitas Bitcoin pasca-pengumuman The Fed adalah hal yang wajar.

“Pergerakan harga Bitcoin yang melonjak hingga 3 persen pun setelah keputusan suku bunga ini mencerminkan sentimen positif investor terhadap kebijakan tersebut. Namun, koreksi yang terjadi kemudian menunjukkan bahwa pasar masih mencari stabilitas di tengah ketidakpastian yang ada,” kata Fyqieh.

Pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh The Fed meningkatkan ekspektasi bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan berlanjut hingga akhir tahun. Proyeksi Fed menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut sebesar 50 basis poin selama dua pertemuan FOMC berikutnya. Ini memberi sinyal kuat bahwa likuiditas di pasar akan meningkat, yang biasanya mendorong harga aset berisiko seperti saham dan kripto.

Pandangan Ragu: Penurunan dan Volatilitas Tinggi

Meski demikian, Fyqieh mengingatkan adanya pandangan skeptis terhadap dampak penurunan suku bunga. Ia memperingatkan bahwa pemangkasan suku bunga dapat mengganggu pasar secara global, terutama terkait penyusutan selisih suku bunga antara dolar AS dan yen Jepang.

“Hal ini dapat memicu aksi jual besar-besaran di pasar derivatif berbasis yen yang berdampak langsung pada pasar kripto,” jelasnya.

Bank Sentral Jepang akan mengumumkan kebijakan suku bunga berikutnya pada Jumat, 20 September 2024. Sebelumnya, Arthur Hayes menilai Jepang justru akan mengerek suku bunga, ketika The Fed akan terus melakukan pemangkasan.

Namun, Fyqieh juga menambahkan bahwa pandangan ini ditentang oleh banyak pelaku pasar yang melihat kebijakan The Fed sebagai peluang untuk reli pasar kripto. Sentimen positif terlihat pada kenaikan saham-saham terkait kripto, seperti MicroStrategy yang naik 3,77 persen dan Coinbase yang naik 2,1 persen. Investor kripto, yang sering mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi, melihat langkah The Fed sebagai kesempatan untuk memperluas portofolio mereka di aset digital.

MicroStrategy dan Bhutan Buktikan Bitcoin Lebih dari Sekadar Mata Uang Digital

Prospek ke depan menunjukkan bahwa dengan keputusan The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter, sentimen di pasar kripto akan tetap positif dalam waktu dekat. Namun, pasar juga menunggu data ekonomi Amerika Serikat, seperti Personal Consumption Expenditures (PCE), yang bisa menjadi penentu arah kebijakan selanjutnya.

BACA JUGA  Utopia CRP: Alternatif Tambang Kripto Ramah Lingkungan

Fyqieh berpendapat Bitcoin memang akan naik, tetapi tidak akan langsung melonjak drastis seperti “god candle”. Masih ada kemungkinan penurunan atau fluktuasi di beberapa momen sebelum tren bullish berlanjut.

Data PCE akan menjadi indikator penting bagi The Fed dalam menentukan kebijakan moneter ke depan, yang dapat memengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya. Jika inflasi menunjukkan penurunan, ada kemungkinan The Fed akan melanjutkan kebijakan pelonggaran yang dapat memperkuat sentimen positif di pasar kripto. Sebaliknya, jika inflasi masih tinggi, volatilitas bisa meningkat dan memicu aksi jual di pasar.

Fyqieh Fachrur menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengambil posisi di pasar kripto saat ini.

“Meskipun momentum positif saat ini terlihat menjanjikan, volatilitas pasar kripto tetap tinggi, terutama dengan ketidakpastian global yang ada. Investor perlu melakukan uji tuntas dan mempertimbangkan potensi risiko sebelum melakukan transaksi lebih lanjut,” ungkapnya.

BACA JUGA  Berita Bitcoin Hari Ini: Bitcoin Sasar US$120 Ribu Usai Sentuh Rekor Baru US$118 Ribu

Suku Bunga terus Dipangkas, Bitcoin Sasar Level Lebih Tinggi

Penelusuran lebih lanjut oleh Redaksi Blockchainmedia.id, menyusul pemangkasan “epik” itu, TradingEconomics memprakirakan lanjutan kebijakan pelonggaran, di mana suku bunga dapat berada di kisaran 3,50 persen pada tahun 2025 dan 3,25 persen pada tahun 2026 dari saat ini di kisaran 5 persen.

Secara teknikal, di time frame mingguan, BTC menyasar hambatan besar US$69.827, jika mampu bertahan terus di atas support level penting US$56.654.

Jika BTC berhasil melampaui resistensi itu, maka dapat dengan mudah mencetak rekor tertinggi baru. Data MACD di time frame yang sama menunjukkan belum adanya bullish crossover, yang menyiratkan masih ada ruang penyusutan harga.

Sementara dalam analisis terbaru, Ajaib Kripto menyebutkan BTC berpotensi melanjutkan kenaikan ke resistance US$64.000, namun dengan sejumlah syarat.

“Bitcoin (BTC) telah naik dalam tiga hari beruntun hingga mencapai level US$62.195. Saat ini, BTC berpotensi melanjutkan kenaikan ke resistance US$64.000, jika dapat bertahan di atas support MA-100 di sekitar US$61.000. Sementara, jika turun di bawah MA-100, BTC berpotensi melemah terlebih dahulu ke support US$60.000. Stochastic menunjukkan naik di area centreline, sementara histogram bar MACD mengindikasikan masuk ke zona bullish,” tulis mereka di X. [ps]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait