Bitcoin sempat melonjak ke rekor tertinggi baru di US$125.700 pada akhir pekan lalu sebelum berbalik arah dengan cepat dan menghapus hampir seluruh kenaikan hanya dalam hitungan jam. Pergerakan ini menjadi salah satu yang paling volatil dalam beberapa bulan terakhir, dan memicu kekhawatiran di kalangan analis bahwa reli tersebut tidak didorong oleh permintaan riil pasar.
Menurut pengamat pasar kripto J.A Maartun, yang membahas hal ini di kanal YouTube-nya pada Senin, lonjakan harga tersebut terutama dipicu oleh aktivitas spekulatif di pasar berjangka (futures), bukan oleh pembelian di pasar spot.
Data menunjukkan bahwa open interest meningkat lebih dari US$2,1 miliar selama reli terjadi, menandakan bahwa para trader memasang taruhan besar dengan leverage terhadap pergerakan harga, alih-alih membeli Bitcoin secara langsung.
“Ini bukan tekanan beli yang organik, ini adalah gelombang spekulasi di pasar berjangka yang terjadi pada kondisi likuiditas rendah, sehingga pasar menjadi sangat rapuh,” ujar Maartun.
Analis tersebut menambahkan bahwa selama akhir pekan, volume perdagangan biasanya menurun, membuat harga lebih mudah bergerak secara ekstrem. Minimnya pembeli nyata juga terlihat dari hilangnya premi Coinbase—selisih harga yang sebelumnya menandakan permintaan kuat dari investor AS. Awal pekan lalu, harga Bitcoin di Coinbase tercatat sekitar US$110 lebih tinggi dibandingkan bursa lain, namun premi tersebut menghilang sepenuhnya saat lonjakan akhir pekan terjadi.
Ketika reli spekulatif itu kehilangan tenaga, harga Bitcoin dengan cepat turun kembali ke kisaran US$123.000–US$124.000, dan kini masih bertahan di area tersebut. Para analis teknikal menilai US$123.000 sebagai titik penentu penting. Jika harga mampu menutup perdagangan harian di atas level ini dengan kuat, itu bisa menandakan terjadinya breakout yang berkelanjutan. Namun jika gagal, tekanan jual bisa membawa harga turun menuju US$117.500.
Maartun menggambarkan pola ini sebagai “swing failure” atau “fakeout”—sebuah breakout palsu yang menipu para trader sebelum berbalik tajam.
“Pasar sudah memainkan triknya sekali. Jika level ini diuji kembali, pergerakan berikutnya kemungkinan akan menentukan apakah Bitcoin memasuki fase bullish baru atau justru mengalami koreksi lebih dalam,” sebutnya.
Pasar kripto kini masih waspada, menunggu konfirmasi arah berikutnya. Untuk saat ini, para analis sepakat bahwa lonjakan akhir pekan tersebut lebih disebabkan oleh leverage, bukan keyakinan jangka panjang. [ps]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.