Dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin Spot ETF menghadapi tekanan besar dengan outflow signifikan. Namun, peran institusi seperti Goldman Sachs dalam mendukung adopsi BTC semakin terlihat. Langkah mereka mencerminkan kepercayaan yang tumbuh terhadap aset digital di kalangan pemain besar.
Outflow Bitcoin Spot ETF Meningkat
Berdasarkan data dari Coinglass, setelah tiga hari berturut-turut dengan inflow lebih dari US$4,7 miliar antara 6 dan 13 November, aliran masuk mingguan akhirnya tergantikan oleh dua hari berturut-turut dengan outflow.
Pada 14 dan 15 November 2024, Bitcoin Spot ETF mengalami outflow signifikan sekitar 7.190 BTC, setara dengan sekitar US$641,6 juta. Penurunan ini merupakan bagian dari volatilitas yang terus memengaruhi produk ETF, terutama yang terkait dengan BTC.
Beberapa produk ETF besar seperti GBTC dan IBIT mengalami tekanan yang cukup berat, sementara ARKB, BITB, dan produk lainnya menunjukkan kinerja serupa.
Meskipun demikian, tidak semua produk menunjukkan hasil negatif. Beberapa hari sebelumnya, produk Bitcoin ETF seperti IBIT dan HODL tercatat mengalami inflow positif, yang mencerminkan adanya optimisme dari sebagian kecil investor.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan, kepercayaan terhadap BTC sebagai aset digital utama masih tetap terjaga.
Institusi Mulai Lirik Bitcoin
Menurut laporan Cointelegraph, dalam sebuah dokumen yang bocor, Goldman Sachs menyatakan pada 27 Mei 2020 yang membahas prospek ekonomi AS bahwa cryptocurrency bukanlah kelas aset.
Pada dokumen tersebut, mereka menegaskan bahwa kripto tidak menghasilkan arus kas seperti obligasi, tidak memberikan manfaat diversifikasi yang konsisten, dan memiliki volatilitas yang tinggi,
Selain itu, dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal pada bulan April, Sharmin Mossavar-Rahmani, Kepala Investasi di Private Wealth Management Goldman Sachs, mengatakan bahwa meskipun pasar crypto tengah mengalami bull run besar, klien mereka tidak menunjukkan minat besar terhadap eksposur ke kripto.
“Kami tidak menganggapnya sebagai kelas aset investasi,” jelasnya pada wawancara tersebut, Rabu (02/03/2024).
Namun, meskipun sikap skeptis ini, Goldman Sachs kini tampaknya telah berubah arah. Mengacu pada dokumen terbaru yang mereka ajukan di SEC, Mereka baru-baru ini melaporkan kepemilikan Bitcoin Spot ETF senilai US$718 juta.
Langkah ini tidak hanya menunjukkan perubahan sikap Goldman Sachs terhadap cryptocurrency, tetapi juga menandai mereka sebagai salah satu institusi besar yang kini mendukung adopsi Bitcoin ETF.
Keputusan ini memperkuat persepsi bahwa BTC semakin dilihat sebagai aset strategis untuk diversifikasi portofolio jangka panjang, dan dapat mendorong institusi lainnya untuk mengikuti jejak mereka.
Regulasi ETF
Regulasi memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Bitcoin Spot ETF. Commodity Futures Trading Commission (CFTC) baru saja mengeluarkan panduan baru yang mempertegas status ETF.
“Menurut panduan CFTC yang dikeluarkan pada 15 November 2024, pencatatan saham ETF komoditas spot di bursa yang terdaftar di SEC tidak berada di bawah yurisdiksi CFTC, dengan pembersihan opsi ini ditangani oleh Options Clearing Corporation (OCC) di bawah pengawasan SEC,” dikutip dari panduan tersebut, Jumat (15/11/2024).
Dengan pengawasan yang lebih jelas dari SEC, ini membuka jalan bagi peluncuran lebih banyak produk ETF lainnya.
Adopsi institusi terhadap BTC juga terus meningkat seiring dengan regulasi yang mulai memihak pada inovasi. Selain Goldman Sachs, pemain besar seperti BlackRock, Fidelity, dan Grayscale juga memperluas eksposur mereka terhadap produk ETF berbasis kripto.
“Panduan ini memperjelas bahwa pembersihan opsi ETF ini oleh OCC diperlakukan serupa dengan pembersihan sekuritas lainnya, mencerminkan kerangka regulasi yang berkembang untuk Bitcoin ETF,” sebagaimana tercantum pada panduan CFTC.
Ini menunjukkan bahwa meskipun tekanan sesaat terjadi, fundamental aset digital ini tetap menarik dalam jangka panjang. [dp]