Ketika artikel ini ditulis, Bitcoin (BTC) diperdagangkan di harga US$10.400. Sejumlah analis berpendapat BTC bisa lanjut turun ataupun stagnan di US$10 ribuan. Di sisi lain, menurut jajak pendapat oleh Chris Burniske, analis Bitcoin dan aset kripto, mayoritas investor membidik harga BTC di atas US$10 ribu hingga akhir tahun 2020 ini.
Dalam jajak pendapat itu, sekitar 11,6 persen dari 1.400 responden menilai harga BTC akan berada di bawah US$10 ribu di akhir tahun. Responden selebihnya berpendapat BTC bisa berkisar antara US$10 ribu hingga lebih dari US$17.500.
Vinny Lingham, CEO Civic dan mitra di Multicoin Capital, mengatakan BTC bisa menuju US$15 ribu dalam waktu dekat.
“Bitcoin akan lanjut meningkat, melebihi US$15 ribu dan kemudian turun lagi untuk konsolidasi di kisaran US$14 ribu selama beberapa pekan. Saya ragu harga di bawah US$12 ribu akan bertahan lama dan US$10 ribu mewakili support yang kuat saat ini,” ujar Lingham.
Lingham menambahkan, setelah US$12 ribu menjadi support, BTC akan bullish secara makro.
Ia mengklaim dirinya bukanlah permabear atau permabull (selalu pesimis atau selalu optimis), ia melihat gelembung kripto dan memrediksi bear market sejak 2018.
Bear market hampir usai dan bila BTC bisa menembus US$12 ribu, Lingham akan menjadi bullish.
Mike McGlone, analis komoditas senior di Bloomberg, lebih optimis dibanding Vingham. Ia yakin BTC akan mencapai US$20 ribu di akhir tahun, disebabkan peristiwa halving dan faktor lainnya.
“Bitcoin mengulangi riwayat tahun 2016 di mana ia menuju puncak. Saat itulah terakhir kali pasokan Bitcoin berkurang dan tahun ketiga setelah puncak sebelumnya,” jelas McGlone.
Ia menambahkan, empat tahun kemudian dan di tahun kedua setelah Bitcoin longsor 75 persen, Bitcoin akan menuju kembali ke US$20 ribu tahun ini, mengikuti tren 2016. Kendati demikian, jika pasar modal tradisional longsor, tren bullish Bitcoin bisa berbalik arah. [bitcoinist.com/ed]