Bitcoin terancan ke US$6 ribu setelah turun cepat dalam 24 terakhir. Sementara itu aset kripto lain kompak merana, termasuk Binance Coin (BNB) milik bursa kripto ternama, Binance.
Bitcoin yang turun hingga Rp4,5 juta dalam 24 jam terakhir, semakin menambah tekanan terhadap Raja Aset Kripto itu setelah berpuncak di Rp13.800 pada akhir Juni di sepanjang tahun ini.
Terpantau di Coinmarketcap pagi ini, Bitcoin susut di dasar, US$6.587 (Rp92 juta) pada pukul 6 pagi. Hingga berita ini disusun, Bitcoin menguat tipis ke US$6.698 (Rp93,8 juta).
Dengan Bitcoin telah mencapai US$6.587, itu berarti telah sedikit melewati titik terendah sebelumnya, yakni US$6.627 pada 25 Nov 2019.
Ke depan, jika tren harga terus meluruh di bawah US$6.627, kemungkinan besar bisa turun di bawah US$6.000 (US$84 juta), sebagai titik psikologisnya.
US$6.000
Pada 15 Desember lalu di Cointelegraph, Joe DiPasquale CEO BitBull Capital mengatakan dari segi analisis teknikal, support sangat lemah terhadap Bitcoin.
“Saya cenderung bearish terhadap Bitcoin dalam bulan ini dan saya pikir bisa turun lebih jauh lagi hingga US$6.000,” katanya.
Positif Jangka Panjang
Walaupun terus turun, dominasi Bitcoin masih tercatat besar, yakni hingga 67 persen. Tapi, masih jauh dibandingkan dominasi pada September 2019 yang mencapai 70 persen.
Meskipun mengalami penurunan, Analis dari eToro Mati Greenspan mengatakan bahwa itu tidak masalah dalam jangka panjang.
“Volatilitas Bitcoin cukup terkenal, terutama dalam jangka pendek. Tetapi, dalam jangka panjang prospek belum berubah, yakni masih positif,” kata Mati, yang percaya asas nilai Bitcoin sangat kuat dalam kerangka laju parabolik yang terkait dengan jumlah pasokan unit Bitcoin yang terbatas.
Aset lain merana
Tak hanya Bitcoin yang memerah, mayoritas aset kripto lain merugi lebih besar. Ether (ETH) dan Ripple (XRP) misalnya turun hingga 8 persen. Sedangkan Binance Coin (BNB) lebih parah lagi, mencapai 11 persen dalam 24 jam terakhir. Harga 1 BNB terpantau “murah”, US$12,70. [Decrypt/Cointelegraph/vins]