Hari ini harga Bitcoin terpantau naik cukup signifikan hingga 6,4 persen atau setara dengan Rp8,3 juta dalam tempo 24 jam. Bitcoin masih terbilang “lemas” selepas terjun bebas pada 29 Agustus 2019 dini hari lalu dari US$10.200 ke US$9.400. Gara-gara produk Bitcoin Berjangka Bakkt?
Raja Kripto itu pun masih jauh dari harga pada 6 Agustus lalu, yakni US$12.240. Mengacu pada harga terendah, US$9.400, maka penurunannya mencapai 22 persen.

Sentimen pasar bisa jadi dipicu oleh menjelang diluncurkannya produk Bitcoin Berjangka oleh Bakkt pada 23 September 2019 mendatang.
Pasar menilai dengan tertautnya pasar Bakkt bitcoin yang asli (tak berupa perdagangan harga kontrak), maka mampu mendongkrak harga Bitcoin dalam beberapa hari mendatang.
Produk Bitcoin Berjangka ini berbeda dengan produk oleh CBOE Chicago Board Options Exchange) dan CME (Chicago Merchantile Exchange). Jikalau kedua perusahaan itu memberikan imbal hasil berupa uang dolar, maka produk Bakkt memberikan imbal hasil berupa bitcoin, demikian pula dalam pembelian surat kontrak berjangkanya.
Di Bakkt, untuk kontrak berjangka bulanan, minimal nilai kontraknya setara dengan harga 1 Bitcoin berpatok nilai uang dolar AS. Fluktuasi minimal mulai dari US$2,50 per Bitcoin (US$2.50 per kontrak). Jikalau investor ingin membeli menggunakan cara Block Trades, fluktuasi minimal bisa lebih kecil, yakni antara US$0,001 per Bitcoin (US$0,001 per kontrak).
Intercontinental Exchange (ICE), perusahaan induk Bakkt bukanlah nama baru di dunia investasi. ICE dikenal sebagai perusahaan induk dari New York Stock Exchange (Bursa Efek New York) yang didirikan pada tahun 1792. NYSE adalah bursa efek terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Per Februari 2018, bursa itu memfasilitasi perdagangan hingga US$30,1 triliun.
ICE berawal sebagai platform perdagangan bagi komoditas energi, logam dan lainnya. Perusahaan itu kemudian bertumbuh cepat, mengakuisisi International Petroleum Exchange di London pada tahun 2001 dan New York Board of Trade pada tahun 2005. Lantas, pada tahun 2010, Jeffrey Sprecher, pendiri ICE, berhasil mengembangkan volume bisnisnya hingga mencapai US$10 triliun. [red]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.