Harga Bitcoin terkoreksi di bawah US$60 ribu lagi, menanti keputusan suku bunga dari FOMC pada Kamis dini hari nanti.
FOMC atau Federal Open Market Committee adalah komite penting di dalam Federal Reserve alias The Fed (bank sentral Amerika Serikat) yang bertanggung jawab untuk menentukan kebijakan moneter, khususnya terkait suku bunga dan pengendalian jumlah uang beredar di AS.
FOMC mengadakan pertemuan secara berkala untuk meninjau kondisi ekonomi dan membuat keputusan penting mengenai tingkat suku bunga acuan, yang berdampak langsung pada inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan pasar keuangan, termasuk pasar kripto seperti Bitcoin. Keputusan yang akan diambil oleh FOMC dan akan diumumkan pada Rabu waktu setempat dapat memengaruhi likuiditas perdagangan global dan volatilitas di berbagai sektor, termasuk aset berisiko seperti aset kripto.
Bitcoin Terkoreksi di Bawah US$60 Ribu Lagi
Pasar kripto mengakhiri pekan lalu dengan kenaikan signifikan, terutama Bitcoin yang sempat pulih dari level US$54.000 hingga mencapai US$60.000. Pemulihan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya permintaan di pasar.
Data dari Soso Value mencatat bahwa ETF Spot Bitcoin di AS mencatat arus masuk sebesar US$403,81 juta pada periode perdagangan 9-13 September 2024, menandakan peningkatan permintaan dari kalangan institusi.
Selain itu, MicroStrategy, perusahaan yang dipimpin oleh Michael Saylor, menambah akumulasi Bitcoin senilai US$1,11 miliar. Akumulasi besar ini semakin memperkuat pandangan bahwa permintaan terhadap Bitcoin sedang meningkat.
MicroStrategy Tambah Muatan: 18.300 Bitcoin Baru Telah Dibeli!
Menurut Panji Yudha, seorang analis dari Ajaib Kripto, kenaikan harga minggu lalu terjadi setelah Departemen Tenaga Kerja AS merilis data CPI untuk Agustus 2024. Data menunjukkan bahwa inflasi melambat selama lima bulan berturut-turut, dengan tingkat inflasi terbaru diperkirakan turun menjadi 2,6 persen dari 2,9 persen pada bulan Juli.
“Selain itu, harga konsumen inti naik sebesar 0,3 persen, lebih tinggi dari perkiraan 0,2 persen. Data ini memberikan indikasi bahwa inflasi mulai mendingin dan mungkin akan memengaruhi keputusan suku bunga mendatang, kendati belum mencapai target inflasi 2 persen,” tutur Panji dalam keterangan melalui surel har ini.
Meski Bitcoin berhasil naik di atas US$60.000, pada awal pekan ini mata uang kripto tersebut kembali mengalami koreksi dan diperdagangkan di bawah US$60.000. Hingga Selasa (17/9/2024) pukul 09:00 WIB, harga Bitcoin (BTC) bertengger di kisaran US$58.000. Penurunan ini menjadi perhatian para pelaku pasar, yang saat ini menantikan hasil pertemuan FOMC terkait kebijakan suku bunga.
Pasar berharap bahwa dengan adanya data CPI dan PPI yang menunjukkan penurunan inflasi, ada kemungkinan besar pemotongan suku bunga Fed sebesar 0,5 persen pada pertemuan mendatang. Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada konferensi pers yang akan diadakan oleh Ketua Fed, Jerome Powell, yang hasilnya diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan suku bunga dan dampaknya terhadap Bitcoin serta aset berisiko lainnya.
Keputusan suku bunga dari FOMC ini akan diumumkan pada Kamis dini hari (19/9/2024) pukul 01:00 WIB. Berdasarkan data terakhir dari CME FedWatch Tool, terdapat probabilitas sebesar 67 persen untuk pemotongan 50 basis poin (bps) dan 33 persen untuk pemotongan 25 bps. Ini berbeda pada pekan lalu, di mana peluang sebesar 70 persen bagi pemangkasan suku bunga sebanyak 25 bps. Namun Panji mengakui, meskipun pemotongan suku bunga hampir pasti terjadi, besarnya pemotongan masih menjadi perdebatan di kalangan analis.
Pendapat lanjutan datang dari Brian Dixon, CEO OTC Capital, mengatakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps kemungkinan besar akan dilihat sebagai langkah hati-hati oleh The Fed, yang menandakan stabilitas dan pendekatan terukur terhadap pelonggaran moneter. Hal ini dapat menyebabkan reaksi positif moderat di pasar, dengan saham berpotensi mengalami sedikit kenaikan, karena biaya pinjaman menurun, tetapi tanpa guncangan pemangkasan yang lebih besar.
“Namun, jika mereka menerapkan pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps, hal itu mungkin memberikan sinyal kepada pasar bahwa Fed lebih khawatir tentang perlambatan ekonomi daripada yang diperkirakan sebelumnya, yang berpotensi menyebabkan peningkatan volatilitas pasar,” tutur Dixon.
Menurut TradingEconomics, suku bunga acuan di Amerika Serikat terakhir tercatat sebesar 5,50 persen, dan diperkirakan akan turun menjadi 5,25 persen pada akhir kuartal ini. Dalam jangka panjang, suku bunga Fed Funds AS diproyeksikan akan bergerak di sekitar 3,50 persen pada tahun 2025 dan 3,25 persen pada tahun 2026, berdasarkan model ekonometrik yang mereka gunakan.
Waspada Aksi Sell on News, Terancam ke Bawah US$57 Ribu
“Dampak dari keputusan FOMC terhadap BTC bisa sangat besar, terutama dengan potensi peningkatan volatilitas di pasar kripto. Jika Bitcoin berhasil menembus resistance psikologis di level US$60.000, ada kemungkinan harganya bisa naik ke US$61.000 atau bahkan US$62.000. Namun, harus diwaspadai aksi ‘sell on news‘ pada saat pengumuman FOMC, yang dapat menyebabkan harga Bitcoin kembali turun di bawah support US$57.000,” jelas Panji.
Terlepas dari ketidakpastian ini, lanjut Panji, para pelaku pasar tetap optimistis. Mereka berharap pada Oktober 2024 akan membawa angin segar bagi pasar kripto, yang sering kali dikenal dengan istilah “Uptober“.
Secara historis, sepanjang Oktober rata-rata return bulanan mencapai 22,9 persen, menyusul November dan Desember masing-masing 66,81 persen dan return mini 5,45 persen.
Dengan harapan bahwa pemotongan suku bunga yang lebih besar akan terjadi, beberapa analis memperkirakan pasar kripto akan mengalami rebound yang signifikan. Kuartal keempat tahun ini diharapkan menjadi momen penting bagi kripto, terutama jika sentimen bullish kembali muncul dan reli usai Bitcoin terkoreksi pun terjadi.
Meskipun volatilitas tinggi selalu menjadi ciri khas pasar kripto, terutama saat momen penting seperti keputusan FOMC, investor dan analis tetap bersikap hati-hati sambil berharap untuk melihat perkembangan positif di masa mendatang.
“Meskipun September sering kali menjadi bulan yang menantang, harapan akan pemotongan suku bunga yang lebih besar di bulan Oktober dapat menjadi pemicu bagi rebound di pasar kripto. Kita harus tetap mengawasi sentimen pasar dalam beberapa minggu ke depan, terutama setelah pengumuman hasil pertemuan FOMC ini,” ujar Panji.
Dengan segala dinamika yang terjadi, perhatian pasar tetap tertuju pada bagaimana Bitcoin dan aset kripto lainnya akan merespons hasil dari kebijakan suku bunga yang sangat dinantikan ini.
Pandangan Analis Lainnya
Di tengah laju Bitcoin terkoreksi, analis kripto Ali Martinez menjelaskan di X, sebanyak 51,41 persen dari para trader teratas di Binance sedang mengambil posisi short terhadap Bitcoin.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas trader berpengalaman di bursa kripto besar itu memrediksi penurunan harga Bitcoin dalam waktu dekat. Posisi short di pasar derivatif ini merupakan strategi di mana para trader bertaruh bahwa harga aset akan turun, dan jika benar terjadi penurunan, mereka akan memperoleh keuntungan.
Dengan tingginya persentase trader yang memilih untuk shorting, dapat diartikan bahwa ada kekhawatiran atau sinyal tertentu di pasar yang membuat mereka bersikap hati-hati terhadap potensi Bitcoin terkoreksi lebih lanjut.
Di unggahan berbeda pada beberapa jam lalu, Ali menulis bahwa berdasarkan indikator TD Sequential pada time fram 15 menit, menunjukkan sinyal jual untuk BTC. Sementara RSI dan Stochastic RSI mengindikasikan kondisi oversold.
Martinez juga menambahkan bahwa potensi koreksi bisa terjadi kecuali BTC mampu mempertahankan penutupan candlestick di atas US$58.800.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa meskipun BTC terlihat mengalami tekanan jual, indikator oversold menunjukkan bahwa penurunan harga sudah cukup signifikan dan mungkin akan segera berbalik arah, kecuali ada penurunan lebih lanjut yang memicu koreksi lebih dalam.
Menurut analis kripto CobraVanguard di TradingView, Bitcoin sedang berusaha untuk menembus resistance level dari pola ascending triangle setelah sebelumnya memantul dari support level di time frame 4 jam. Ia menyarankan untuk menunggu terjadinya breakout yang jelas di atas MA-200 (US$58.935) untuk mengonfirmasi kelanjutan tren bullish ini.
“Jika breakout ini terjadi, harga BTC kemungkinan besar akan terus naik. Ada juga bullish hidden divergence (HD+) pada indikator MACD, yang menandakan sinyal positif bagi Bitcoin,” jelasnya.
Menurut catatan terbaru dari 10x Research pada 15 September 2024 lalu, dari perspektif teknikal, BTC telah mengalami resistensi di sepanjang garis tren turun, dan kegagalan untuk menembus batas ini dapat membawa risiko penurunan kembali ke fokus utama.
“Level US$60.000 dianggap sangat penting dan telah muncul sebagai ambang batas kritis. Penutupan di atas rata-rata pergerakan 21 minggu sebesar US$60.565 dapat menunjukkan adanya tren bullish. Sebaliknya, para investor harus berhati-hati jika Bitcoin tetap berada di bawah rata-rata pergerakan 21 minggu tersebut,” tulis 10x Research.
Sementara itu, André Dragosch, Kepala Riset di ETC Group, kepada Kitco mengatakan Bitcoin secara historis mendapat keuntungan dari pemotongan suku bunga
Setelah berbulan-bulan harga bergerak stagnan, komunitas kripto tak sabar menunggu pemangkasan suku bunga pertama, karena sejarah menunjukkan bahwa pemangkasan suku bunga membantu memacu pasar saham Bitcoin.
“Selama siklus pemangkasan suku bunga terakhir, pemangkasan suku bunga Fed dan kebijakan moneter yang longgar, secara umum, telah memacu reli Bitcoin dan aset kripto,” katanya. The Fed diperkirakan akan mengikuti bank sentral utama lainnya dengan pemangkasan suku bunga seperti ECB yang baru-baru ini memangkas suku bunga utamanya sebesar 25 bps yang merupakan pemangkasan suku bunga kedua tahun ini,” imbuhnya. [ps]