Menjelang rapat FOMC The Fed, harga Bitcoin (BTC) justru terkoreksi, membawanya kembali di bawah US$23.000.
Indeks dolar AS yang mengalami pemulihan jelang pertemuan bank sentral menjadi dasar adanya menyusutan selera risiko, membawa aksi jual yang dominan pada Bitcoin.
Harga Bitcoin TerkoreksiÂ
Berdasarkan laporan Coindesk, pekan ini diawali dengan pergerakan yang kurang sedap dari Bitcoin, terkoreksi lebih dari 3,5 persen dalam 24 jam terakhir.
Itu adalah penurunan besar yang kali pertama terjadi sejak pertengahan Agustus 2022, yang diikuti oleh mayoritas kripto lain, membuat pasar kripto menutup hari Senin (30/1/2023) dengan merah.
Menurut data dari Coinglass, ada posisi long Bitcoin senilai US$44 juta yang dilikuidasi dalam 24 jam terakhir. Ini menjadi bagian dari dorongan penurunan pada harga BTC yang lebih luas.
Selain itu, saham perusahaan terkait kripto juga mengalami depresiasi, menjadi tanda bahwa investor mulai kembali khawatir dengan pasar kripto seiring kenaikan tajam yang terjadi di sepanjang bulan Januari, serta kian dekatnya pertemuan FOMC.
“Bitcoin menurun karena Wall Street menjadi sangat defensif menjelang peristiwa risiko besar minggu ini,” ungkap Edward Moya, Analis Pasar Senior di Perusahaan Broker Forex Oanda.
Diperkirakan, kenaikan suku bunga The Fed akan berada di 25 basis poin (bp) pasca pertemuan FOMC. Namun, beberapa analis tetap mewaspadai itu akan naik sebesar 50 bp di tengah kekhawatiran inflasi dan resesi.
Moya pun mengungkapkan bahwa, resistance level yang nyata bagi Bitcoin saat ini adalah di US$24.000, yang telah membuatnya terkoreksi.
“Bitcoin memiliki resistance besar pada level US$24.000, jadi jika penghindaran risiko tetap ada, momentum penurunan mungkin tidak menemukan support besar hingga wilayah US$21.000,” tambah Moya.
Selain itu, jika memang suku bunga akan naik sebesar 25 bp, diproyeksikan ini akan menjadi pijakan baru untuk harga Bitcoin, mencetak level tertinggi jangka pendek baru.
Itu dapat menjadi sentimen positif bagi pasar kripto, serta memastikan resesi yang terjadi di tahun ini, atau di tahun 2024 mendatang, tidak akan sampai menghancurkan tatanan ekonomi global.
Sinyal Bearish dan Bullish Secara Bersamaan
Coindesk pun melaporkan bahwa, Glassnode menemukan peningkatan pada volume bersih BTC dari dompet ke bursa kripto sejak 22 Januari 2023.
Biasanya, peningkatan tersebut dapat menjadi tanda sinyal bearish, karena mencerminkan minat likuidasi dari para investor dengan berbagai alasan, salah satunya taking profit.
Di sisi lain, jumlah perpindahan BTC dari dompet ke bursa dari para investor whale telah berkurang dalam beberapa minggu terakhir. Ini justru menjadi sinyal bullish.
Secara umum, koreksi kemungkinan masih akan terjadi selama belum ditopang oleh sentimen baru, yang kemungkinan akan terwujud setelah pertemuan FOMC. Kejelasan selera risiko akan tercermin dari situ. [st]