Bitcoin US$10 Ribu per BTC, Pelaku Pasar: Akumulasi Lagi, Jual Ketika All Time High Baru

Bitcoin yang berhasil menembus US$10 ribu per BTC atau sekitar Rp150 juta pagi ini, ditanggapi senada oleh pelaku pasar di Indonesia. Mereka menyarankan agar publik terus melakukan akumlasi dan jual ketika Bitcoin mencapai all time high (ATH/harga tertinggi sepanjang masa) baru.

Fear of Missing Out (FoMO) Bitcoin Halving akan mendorong kenaikan harga Bitcoin. Kenaikan ini secara volume memang benar-benar menunjukkan money inflow yang besar ke dalam pasar aset kripto. Peningkatan volume ini terjadi hampir di semua pasar spot dan derivatif. Open interest juga terus menunjukkan volume kenaikan,” kata Gabriel Rey, CEO Triv kepada Blockchainmedia hari ini, Jumat (8 Mei 2020).

Rey mengatakan, kepada para holder altcoin, sejak dahulu dia kerap mengatakan, bahwa investasi paling aman di aset kripto adalah Bitcoin. Saat ini dominasi Bitcoin naik ke 68 persen terhadap aset kripto lainnya. Jika ini terus naik, maka otomatis altcoin akan semakin terhempas.

BACA JUGA  Koperasi Guru di Korsel Mempertimbangkan Investasi di Reksadana Bitcoin

Hal lainnya, lanjut Rey, banyak opini publik yang mengatakan, bahwa setelah Bitcoin Halving, harga Bitcoin akan dump.

“Ketika itu terjadi, semua pun bersiap melakukan dump. Namun biasanya market melakukan sebaliknya. Jadi, sebagai sesama holder/hodler Bitcoin, ketika ingin jual, saya sarankan menjual ketika mencapai all time high (ATH) baru [melampui ATH lama],” tegasnya.

FoMO Halving Seketika
Danny Taniwan, Pendiri Komunitas CryptoWatch setuju bahwa kenaikan Bitcoin hingga US$10 ribu adalah didorong oleh FoMO Bitcoin Halving.

“Dampak FoMO itu berlangsung seketika. Tapi dari sisi lain, wajar juga kalau harga Bitcoin harus di atas US$10 ribu setelah Halving. Momentum itu [Halving] dibuat untuk menjaga kelangsungan hidup para penambang (miner) Bitcoin, karena merekalah aspek paling penting dari ekosistem Bitcoin. Bukan investor (hodler/holder) dan trader,” ujarnya.

Katanya lagi, miner-lah yang akan terus menjadi prioritas sampai kapanpun juga, karena mereka yang menjaga keamanan jaringan Bitcoin dan memastikan kelangsungan hidup Bitcoin.

“Jadi, miner harus profit dulu, barulah aspek lain. Kalau untuk jangka pendek, ya setiap kali FoMO seperti ini, pasti akan koreksi. Dan itu sangat wajar. Saya menyarankan, terus lakukan DCA (Dollar Cost Averaging) terus selama setahun ini. Lalu jual ketika mencapai all time high (ATH) baru,” pungkas Danny. [red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait