Bitcoin US$330 Ribu, Mimpi atau Kenyataan? Ini Prediksinya!

Setelah melewati periode penuh gejolak, harga Bitcoin kembali menjadi perhatian para investor. Saat ini, BTC diperdagangkan di kisaran US$102.000 hingga US$104.000—angka yang sudah tergolong tinggi. Namun, sejumlah analis meyakini bahwa ini belumlah puncaknya.

Prediksi Bitcoin terbaru bahkan menyebut bahwa harganya berpotensi melonjak hingga US$330.000 dalam siklus kali ini. Pertanyaannya: apakah ini sekadar euforia pasar, atau justru didukung oleh analisis yang solid dan historis?

AVIV Ratio: Petunjuk Awal Kenaikan Tajam Bitcoin

Prediksi kenaikan harga BTC hingga tiga kali lipat datang dari analis Gert van Lagen, yang membagikan analisanya di X pada Selasa (17/6). Ia menggunakan AVIV Ratio, indikator yang membandingkan kapitalisasi aktif Bitcoin—dana yang sedang “bergerak”—dengan kapitalisasi yang telah direalisasikan, tanpa menghitung hadiah penambang.

Secara sederhana, AVIV Ratio mengukur seberapa aktif investor BTC memperdagangkan atau mengambil untung dari investasi mereka. Van Lagen mencatat bahwa setiap kali rasio ini melampaui ambang deviasi tertentu, harga Bitcoin selalu berada di dekat puncak siklus.

“Setiap puncak siklus Bitcoin biasanya selalu bertepatan dengan saat AVIV Ratio (garis oranye) melintasi garis merah, yaitu deviasi +3σ-nya,” tulis Van Lagen dalam analisanya.

Bitcoin AVIV Ratio - Gert van Lagen
Bitcoin AVIV Ratio – Gert van Lagen

Fenomena serupa terjadi pada 2013 saat BTC mencapai US$1.200, lalu US$20.000 pada 2017, dan US$69.000 di 2021. Saat ini, AVIV Ratio masih jauh dari level kritis, menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut hingga US$330.000 sebelum mencapai Bitcoin mencapai puncak siklus.

AVIV Ratio memberi perspektif unik, dengan mencerminkan keseimbangan antara aktivitas perdagangan dan nilai yang telah “terkunci”. Lonjakan rasio ini biasanya menandai fase ambil untung besar-besaran atau spekulasi tinggi—yang kerap mendahului lonjakan harga.

Konfirmasi dari Power Law dan Rainbow Chart

Bukan hanya prediksi Bitcoin Van Lagen yang menunjukkan optimisme. Pada Mei lalu, analis dan peneliti Bitcoin, Sminston With, juga memperkirakan puncak siklus BTC saat ini berada di kisaran US$220.000 hingga US$330.000.

Tren Power Law - Sminston With
Tren Power Law – Sminston With

Dengan menggunakan model sederhana berbasis moving average dan tren Power Law, With menemukan bahwa di setiap siklus, harga Bitcoin cenderung melampaui garis tren jangka panjangnya secara signifikan.

“Dengan harga BTC yang saat ini di sekitar US$110.000, 365-day SMA baru menyentuh garis tren; sementara sejarah menunjukkan bahwa setiap siklus sebelumnya bergerak 2–3 kali lebih tinggi dari titik ini,” ungkapnya melalui X.

Sejalan dengan itu, indikator populer seperti Bitcoin Rainbow Chart juga menunjukkan proyeksi serupa. Selama harga BTC tetap mengikuti tren historisnya, lonjakan ke atas US$300.000 sangat mungkin terjadi sebelum akhir 2025.

Bitcoin Rainbow Chart - Blockchaincenter
Bitcoin Rainbow Chart – Blockchaincenter

Optimisme dengan Sentuhan Kewaspadaan

Dengan proyeksi harga Bitcoin di kisaran US$330.000 dari dua model berbeda—AVIV Ratio dan Power Law—ditambah dukungan dari Bitcoin Rainbow Chart, pasar Bitcoin saat ini mungkin masih berada di awal fase kenaikannya.

Namun, penting untuk tetap realistis. Analisis teknikal memberi arah, bukan kepastian. Di dunia kripto, mimpi besar memang mungkin terwujud, tapi hanya bagi mereka yang siap menghadapi volatilitas ekstrem dan dinamika pasar yang tak terduga.

Sejarah mencatat bahwa Bitcoin selalu punya potensi mengejutkan—baik dalam reli besar maupun koreksi tajam. Bila skenario bullish ini menjadi kenyataan, 2025 bisa menandai babak baru dalam perjalanan Bitcoin. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait