BitMine Borong 46.255 ETH, Kepemilikan Jadi Lebih dari Rp150 Triliun

Banner IUX

Perusahaan kripto BitMine terus memperkuat dominasinya sebagai salah satu pemegang Ethereum (ETH) terbesar di dunia.

Berdasarkan data yang dibagikan Onchain Lens, BitMine telah menerima tambahan 46.255 ETH dari alamat kustodian aset digital BitGo dengan nilai sekitar US$201 juta atau Rp3,27 triliun. Dengan transaksi ini, total simpanan BitMine mencapai 2.126.018 ETH, bernilai mendekati US$9,24 miliar, setara Rp150 triliun.

Transfer ETH dari BitGo Pertegas Posisi BitMine

Sebelumnya, BitMine dilaporkan telah memegang sekitar 2.069.443 ETH serta kas dan aset digital lain dengan nilai total lebih dari US$9,21 miliar. Penambahan terbaru ini menunjukkan konsistensi strategi perusahaan dalam membangun portofolio ETH dalam jumlah masif.

BitGo sebagai pengirim memiliki reputasi sebagai salah satu penyedia layanan kustodian terbesar di industri aset digital.

Banyak institusi keuangan global menggunakan layanan BitGo untuk penyimpanan aman, sehingga transfer kepada BitMine semakin menegaskan hubungan antara perusahaan dengan infrastruktur keuangan kripto berskala institusional.

BACA JUGA:  Crazy Rich Kalimantan Ini Dirumorkan Bakal Luncurkan Bursa Kripto

Dengan kepemilikan yang kini menembus lebih dari dua juta ETH, BitMine mempertegas posisinya di antara pemegang Ethereum terbesar di dunia.

Perusahaan tersebut bahkan menargetkan untuk menguasai hingga 5 persen dari total pasokan ETH yang beredar, sebuah strategi yang diyakini akan menempatkan Ethereum sebagai inti dari treasuri atau kas korporasi mereka.

Dampak terhadap Pasar dan Implikasi Jangka Panjang

Akumulasi ETH dalam jumlah besar oleh satu entitas membawa implikasi langsung pada dinamika pasar kripto.

Dari sisi pasokan, semakin banyak koin yang tersimpan di dompet institusi berarti semakin sedikit yang tersedia di pasar terbuka. Jika tren permintaan tetap stabil atau meningkat, kondisi ini dapat memberi tekanan kenaikan harga ETH.

Ethereum sendiri saat ini merupakan kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, dengan peran vital dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi), non-fungible token (NFT), hingga tokenisasi aset dunia nyata (RWA).

BACA JUGA:  Uptober 2025: Harapan Baru Bitcoin Usai Red September

Kepemilikan besar oleh BitMine sekaligus mencerminkan keyakinan institusional terhadap prospek jangka panjang Ethereum, khususnya menjelang perkembangan teknologi seperti Ethereum 2.0 yang mengedepankan efisiensi dan keamanan jaringan.

Namun, langkah BitMine tidak lepas dari risiko. Jika perusahaan memutuskan melepas sebagian simpanannya, pasar berpotensi menghadapi volatilitas besar.

Nilai kepemilikan yang lebih dari US$9,2 miliar juga sepenuhnya bergantung pada harga ETH yang sangat fluktuatif. Penurunan harga signifikan dapat langsung memengaruhi posisi keuangan perusahaan.

Selain itu, konsentrasi kepemilikan dalam jumlah besar di tangan korporasi tertentu dapat memunculkan perhatian regulator.

Otoritas keuangan di sejumlah negara mulai menyoroti akumulasi aset digital dalam skala jumbo, karena berpotensi menimbulkan risiko sistemik apabila terjadi pergerakan besar secara tiba-tiba.

Meski demikian, akumulasi ETH oleh BitMine memperlihatkan tren yang lebih luas di mana perusahaan besar mulai menempatkan aset digital bukan hanya sebagai instrumen investasi alternatif, tetapi juga sebagai cadangan strategis layaknya emas atau surat utang negara.

BACA JUGA:  BlackRock Gegerkan Pasar Kripto dengan Manuver US$600 Juta

Ke depan, langkah BitMine diperkirakan dapat menjadi acuan bagi institusi lain yang ingin memperluas portofolio ke aset kripto utama. Mari kita saksikan. [st]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait