Semakin banyak perangkat dan aplikasi teknologi yang berubah dari angan-angan menjadi kenyataan. Mobil swakemudi, Internet of Things, perangkat smart bagi individu dan institusi serta ide-ide lain mulai memasuki arus utama. Blockchain harus memegang posisi terdepan dalam pertumbuhan ini, termasuk haru selaras dengan ekonomi berbasis teknologi 5G di masa depan.
OLEH: Sean Stein Smith
Guru Besar City University of New York-Lehman College
Terlepas dari perangkat yang diuji, semua cara baru melakukan bisnis bergantung pada informasi yang disampaikan. Data harus mengalir secara realtime dengan cara yang terenkripsi aman atau dianggap terpercaya.
Blockchain merupakan perangkat lunak “zaman now” untuk memenuhi kebutuhan ini. Agar semua ciptaan, produk dan layanan baru bekerja sesuai klaimnya serta menciptakan pertumbuhan ekonomi yang didambakan, informasi yang menjadi landasan inovasi tersebut haruslah aman.
Ponsel cerdas yang tak berfungsi menyebabkan ketidaknyamanan kecil, tetapi mobil swakemudi yang diretas atau perangkat industri terkoneksi jaringan 5G yang diretas bisa dengan cepat menjadi situasi berbahaya bagi semua pihak terlibat.
Kebaikan blockchain yang lengkap masih merupakan angan-angan saat ini, tetapi ada beberapa komponen ekonomi 5G yang terkait langsung dengan penerapan blockchain secara sukses.
Berikut adalah sejumlah komponen blockchain yang penting bagi pertumbuhan ekonomi 5G.
Pertama, keamanan data merupakan hubungan paling jelas antara blockchain dan ekonomi 5G. Seiring semakin banyak data dan informasi yang dikirim secara nirkabel antara sensor dan berbagai perangkat, keamanan data tersebut menjadi sangat penting.
Kolaborasi antara IBM dan sejumlah perusahaan otomotif mengembangkan Mobility Open Blockchain Initiative (MOBI) demi menjaga keamanan mobil swakemudi menjadi indikator pentingnya hal tersebut.
Kedua, blockchain merupakan perpanjangan tren teknologi saat ini yang memfokuskan kepada mobilitas data, transparansi dan analitik. Ekonomi digital membutuhkan kerangka yang dapat ditingkatkan skalanya, fleksibel menangani beragam jenis informasi dan bisa bekerjasama dengan perangkat teknologi yang sudah ada.
Blockchain dibangun di atas infrastruktur yang memanfaatkan pengembangkan teknologi lain. Peluncuran unit blockchain dan kecerdasan buatan oleh Bank Sentral Korea menunjukkan betapa kuatnya paduan blockchain dengan teknologi lain.
Ketiga, otomatisasi merupakan tren bisnis yang semakin membesar. Bahkan gejolak digitalisasi di hampir semua layanan adalah dampak teknologi 5G akan mempercepat otomatisasi itu. Maka, otomatitasi proses yang tidak optimal justru berpotensi memunculkan lebih banyak masalah dibanding manfaat.
Kontrak pintar (smart contract) di blockchain dapat menyediakan solusi bagi masalah ini. Sejumlah klausul dalam kontrak (perjanjian) biasa harus dikaji sebagai bagian konversi “kontrak normal” ke “kontrak pintar” sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya kesalahan.
Terlepas dari perkembangan tren yang terjadi, potensi blockchain tidak bisa sepenuhnya terwujud tanpa keyakinan konsumen dan pemilik usaha terhadap data.
Data harus dipandang sebagai keunggulan bisnis bagi setiap usaha, dan keamanan data harus menjadi prioritas.
Blockchain merupakan perangkat yang bisa menjawab sejumlah masalah di sektor teknologi dan bisa menjadi resep rahasia untuk mendorong adopsi 5G. [Diterjemahkan dari forbes.com/ed]