IKLAN
Banner IUX

Blockchain Monero “Diserang”, 18 Block Terdampak

Banner IUX

Blockchain Monero (XMR) kembali menjadi sorotan. Dalam 48 jam terakhir, jaringan ini dilaporkan mengalami serangan berupa reorganisasi (reorg) sepanjang 18 block—sebuah insiden langka yang berpotensi mengganggu stabilitas jaringan.

Reorg: Gangguan Teknis atau Ancaman Serius?

Reorganisasi atau reorg terjadi ketika rantai yang sah tiba-tiba digantikan oleh rantai alternatif. Dalam bahasa sederhana, bayangkan buku transaksi: ada 18 halaman yang sudah ditulis, lalu diganti dengan versi baru. Dampaknya, transaksi yang semula tercatat bisa berubah status, digandakan (double-spending), tertunda, atau bahkan dibatalkan.

Peristiwa tersebut baru saja terjadi di jaringan Monero (XMR). Menurut data yang dibagikan oleh OrangeFren pada Sabtu (13/09/2025), Monero mengalami reorg sepanjang 18 block. Insiden ini menjadi sorotan karena banyaknya blok yang terdampak.

Jika melihat diagram, rantai lama (berwarna merah) dipaksa “mengalah” oleh rantai baru (berwarna hijau) yang lebih valid. Dari blok 3.499.659 hingga 3.499.676, terlihat sangat jelas adanya pergeseran kendali. 

BACA JUGA:  Tom Lee: Pidato Powell di Jackson Hole Bisa Dianggap Dovish
Reorganisasi Blockchain Monero (reorg) - OrangeFren
Reorganisasi Blockchain Monero (reorg) – OrangeFren

Menariknya, rantai lama mayoritas berasal dari unknown pool, sementara rantai baru didukung oleh pool penambangan besar seperti supportxmr.com, monero.hashvault.pro, xmr.nanopool.org, hingga p2pool.observer.

Bagi pengguna, insiden reorg di Monero berarti konfirmasi perlu lebih panjang dari biasanya, tidak cukup hanya 10 kali. Meski jaringan Monero telah pulih dan berjalan normal, kejadian ini menjadi pengingat bahwa bahkan blockchain yang matang sekalipun tetap rentan.

Meski muncul rumor terkait reorg blockchain, Monero (XMR) justru menunjukkan ketahanan yang kuat. Dalam 24 jam terakhir, harganya naik lebih dari 7 persen dan kini diperdagangkan di kisaran US$306–US$307.

Monero Baru Permulaan, Akankah Serangan Meluas?

Fenomena reorg pada Monero bukan tanpa alasan. Insiden ini diduga berkaitan dengan efek domino dari “stress test” yang dilakukan Qubic pada awal Agustus lalu, ketika mereka sempat menguasai lebih dari 51 persen hashrate jaringan.

BACA JUGA:  Pola 2021 Terulang, Bitcoin Terancam Anjlok ke Bawah US$100.000

Yang lebih mengkhawatirkan bukan hanya kasus Monero itu sendiri, melainkan tren yang bisa lahir dari kejadian ini. Ada potensi serangan serupa menyasar blockchain lain, menjadikan Monero sekadar permulaan dari ancaman yang lebih luas terhadap ekosistem kripto.

Duduk Perkara Qubic Mining Pool Kuasai Hashrate Monero

Pada akhirnya, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa desentralisasi sekalipun tidak kebal dari risiko koordinasi serangan. Pertanyaannya, apakah komunitas dan pengembang blockchain siap menghadapi ancaman yang bisa saja lebih besar di masa depan? [dp]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait