Bloomberg menyebutkan bahwa harga Bitcoin bisa menjadi US$100 ribu pada tahun 2025. Kajian terbaru itu berdasarkan sejumlah data historis.
“Bitcoin dapat terus eksis seperti saat ini dan akan terus didopsi. Namun kecepatannya terlihat lebih lambat,” kata Mike McGlone Analis Bloomberg Intelligence, 5 Oktober 2020 lalu.
Menurutnya, Bitcoin mendapatkan 1 angka nol (0) pada harganya ketika tahun 2011. Butuh waktu sekitar empat tahun untuk beralih dari US$1.000 menjadi US$10.000 pada tahun 2017.
“Menggunakan pola itu, maka harga Bitcoin bisa menjadi US$100.000 sekitar lima tahun lagi. Memang ada anggapan bahwa Bitcoin bisa gagal, tetapi indikator kami mengatakan sebaliknya,” katanya.
Basis Bitcoin masih kokoh untuk penguatan harga, jika sejarah harganya dijadikan acuan. Sejak lahir dan ketika mencapai US$10.000 pada 2017, Bitcoin terkoreksi sangat dalam sekitar 70 persen. Namun ia tetap dalam periode konsolidasi yang lama.
Ketika Bitcoin pertama kali diperdagangkan pada US$1.000 pada tahun 2013, itu terkoreksi sekitar 80 persen dan terkonsolidasi lagi. Sekitar empat tahun setelah awalnya mencapai US$1.000, satu nol pun bertambah menjadi US$10 ribu.
“Mempertimbangkan pematangan normal, sekitar dua kali lipat kerangka waktu dari US$1.000 menjadi US$10.000, maka sekitar tahun 2025 Bitcoin berpotensi menambah angkal nol-nya lagi [yakni US$100 ribu-Red],” sebutnya.
Kapitalisasi Pasar Naik, Permintaan Juga Naik
Investasi besar terhadap Bitcoin oleh MicroStrategy pada kuartal ketiga 2020 mungkin adalah adopsi besar oleh entitas tradisional, kata McGlone.
“Dengan kurang dari US$200 miliar, pasar Bitcoin terlalu kecil untuk banyak institusi besar, termasuk bank sentral, untuk menambahkan aset kripto itu sebagai bagian dari kepemilikan mereka. Tetapi jika kapitalisasi pasar Bitcoin meningkat, yang terjadi adalah sebaliknya,” ujarnya.
McGlone juga menyoroti pentingnya produk Bitcoin dalam bentuk efek, yakni saham, seperti Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) dan Bitcoin Exchange Traded Fund (ETF), termasuk di pasar berjangka. Menurutnya, GBTC sangat baik menumbuhkan adopsi dan apresiasi terhadap Bitcoin.
“Pada basis 52 minggu, Bitcoin adalah yang paling berkorelasi dengan emas dalam sejak tahun 2010. Ketika kontrak berjangka diluncurkan pada 2017, korelasi Bitcoin terhadap emas mendekati nol dibandingkan saat ini, sekitar 0,44 poin,” sebutnya.
Dia mencatat, bahwa bursa berjangka Bitcoin adalah jalan awal utama bagi Bitcoin masuk menjadi aset investasi arus utama.
“Munculnya ETF misalnya, adalah hanya masalah waktu, agar Bitcoin lebih mudah diakses di pasar tradisional, seperti ETF emas pada tahun 2004,” pungkasnya.
Laporan lengkap Bloomberg Intelligence bisa diunduh di sini. [red]