Bloomberg Intelligence meramalkan harga Bitcoin bisa mencapai US$80 ribu (lebih dari Rp1 milyar) pada tahun ini. US$400 ribu adalah berikutnya sebagai harga puncak.
Bloomberg juga menyebutkan, bahwa adopsi Bitcoin jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Pasalnya aset kripto nomor wahid itu kokoh duduk di kisaran US$50 ribu per BTC.
“Secara teknikal Bitcoin mampu mencapai US$80 ribu pada kuartal ke-2 tahun ini, setelah kelak menembus resisten kuat yakni US$60 ribu,” sebut Bloomberg dalam kajian bulanannya, “Bloomberg Crypto Outlook“, 5 April 2021 lalu.
Kendati sangat bullish, kajian itu melihat ada koreksi sangat besar di kisaran US$40 ribuan, sebelum masuk ke wilayah US$80 ribu.
“Namun, mencapai US$60 ribu cukup memungkinkan, berkat volatilitas yang rendah, sebagai akibat pembelian dan penerapan Bitcoin oleh banyak perusahaan,” sebut Bloomberg.
Kajian itu juga memberikan beberapa contoh, di antaranya langkah Visa, Goldman Sachs dan Morgan Stanley yang membuat beragam produk mempermudah mengakses Bitcoin.
“Kendati Bitcoin masih dihinggapi aksi spekulatif di pasar yang umum, tapi kami yakin Bitcoin akan terus bertahan. Produk Bitcoin Exchanged Traded Fund (ETF) yang kelak muncul di pasar AS akan menjadi faktor penentunya,” sebut Bloomberg.
Dalam kajian sebelumnya, Bloomberg sudah meramalkan Bitcoin yang naik menjadi US$50 ribu.
Itu yang menggenapkan kapitalisasi pasar Bitcoin menjadi US$1 triliun pada bulan sebelumnya.
US$400 Ribu per BTC
Berdasarkan analisis Bloomberg disebutkan pula “ramalan ekstrem” bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$400 ribu (Rp5,8 milyar-Red) per BTC.
“Berdasarkan analisis kami, laju gerak Bitcoin serupa dengan kenaikan 55 kali pada tahun 2013 dan kenaikan 15 kali pada tahun 2017. Dengan kenaikan ekstrem itu, pada tahun 2021, maka Bitcoin bisa mencapai US$400 ribu, berdasarkan laju regresi sejak tahun 2011. Inilah harga puncak setelah masuk Halving ke-3, Mei 2020,” sebut Bloomberg. [red]