Perusahaan wisata daring Booking Holdings telah minggat dari Libra Association, konsorsium yang mengatur stablecoin Libra besutan Facebook. Bloomberg melaporkan, perusahaan tersebut menjadi yang terbaru dari serangkaian perusahaan yang meninggalkan Libra Association, di mana saat ini, bersisa 21 anggota pendiri dari yang sebelumnya berjumlah 28 anggota.
Booking Holdings, yang memiliki situs wisata booking.com, priceline.com, agoda.com dan Kayak, menjadi anggota pendiri Libra Association pada Juni silam. Pada Agustus 2019, CEO Booking Holdings Glenn Fogel mengatakan ia meyakini uang berbasis blockchain akan terus bertumbuh dan menjadi popular.
Saat itu, Fogel memrediksi uang tunai akan jarang digunakan di masa depan. Ia melihat potensi adanya mata uang global baru yang terlindungi dan aman.
“Ketika Bitcoin terkenal, banyak yang ragu soal keabsahannya. Meski belum ada keputusan resmi soal masa depan Bitcoin, saya percaya uang berbasis blockchain akan terus bermunculan dan bisa diterima lebih luas di seluruh dunia, terutama di luar Amerika Serikat yang memiliki sistem kartu kredit yang bagus,” ucap Fogel.
Mundurnya Booking Holdings mendahului jadwal sidang CEO Facebook Mark Zuckerberg di hadapan Komite Layanan Keuangan DPR AS pada 23 Oktober mendatang. Saat mengumumkan sidang tersebut, anggota Kongres Maxine Waters mengungkit rancangan undang-undang bertajuk “Jauhkan Perusahaan Teknologi dari Keuangan,” yang dirancang untuk melarang perusahaan teknologi besar mendapat lisensi sebagai lembaga keuangan di Amerika Serikat.
Sebelumnya, CEO Calibra David Marcus bersaksi di hadapan Komite Layanan Keuangan dan Komite Perbankan Senat soal perkembangan Libra serta fiturnya. Ia mengklaim Facebook berniat mematuhi hukum Jaringan Penegakan Kriminal Keuangan AS saat mendistribusikan Libra.
Kendati demikian, sejumlah pembuat kebijakan melihat pernyataan Marcus secara skeptis. Hari ini, Bendahara AS Steven Mnuchin menyebut banyak perusahaan yang mengundurkan diri dari proyek stablecoin Libra akibat kekhawatiran regulasi. Di lain pihak, beberapa pakar kripto berkata para pembuat kebijakanlah yang mengintimidasi perusahaan agar keluar dari proyek Libra. [cointelegraph.com/ed]