Bos MicroStrategy, Michael Saylor, mengatakan meletakkan jabatannya sebagai CEO perusahaan setelah merugi investasi Bitcoin (BTC).
Undur dirinya Saylor efektif dimulai pada pekan depan dan akan digantikan oleh Phong Le. Saylor tetap mengendalikan operasional perusahaan sebagai kepala eksekutif.
“Sebagai ketua eksekutif dan ketua dewan direksi, Saylor akan fokus pada strategi perusahaan jangka panjang dan akuisisi Bitcoin perusahaan,” sebut MicroStrategy dalam keterangan resminya, Selasa (2/7/2022), dilansir dari MarketWatch.
Saham MicroStrategy (MSTR) turun 2,6 persen menjadi US$271 dalam perdagangan awal di AS.
Perombakan manajemen dilaukan setelah penurunan pendapatan pada kuartal kedua tahun 2022. Menurunnya pendapatan itu sebagian besar karena turunnya nilai Bitcoin yang merupakan bagian dari aset di neraca keuangan mereka sejak tahun 2020.
Pada akhir Juni 2022, perusahaan memegang 129.699 Bitcoin, dengan harga pembelian rata-rata US$30.664, jauh di bawah harga saat ini sekitar US$23.000 per BTC. Sepanjang kuartal ke-2, MicroStrategy mengatakan penurunan nilai pasar Bitcoin menyumbang sekitar US$918 juta dari total kerugian perusahaan.
MicroStrategy dan Bitcoin
Bisnis inti MicroStrategy adalah menjual piranti lunak untuk bisnis. Pada tahun 2020, Saylor membuat keputusan radikal untuk berinvestasi Bitcoin dan menjadi bagian dari neraca keuangan mereka.
Saat ini, nilai saham perusahan sebagian besar ditopang oleh kepemilikan BTC, yang nilai pasarnya pada akhir Juni mencapai sekitar US$2,45 miliar.
Kuartal kedua adalah salah satu periode tiga bulan terberat untuk Bitcoin sejak diluncurkan pada tahun 2009. Kebijakan keuangan ketat oleh The Fed, berkontribusi menyebabkan runtuhnya beberapa proyek kripto besar dan turunnya harga Bitcoin.
Sejak memuncak pada sekitar US$69.000 pada November 2021, harga Bitcoin telah kehilangan hampir dua pertiga dari nilainya.
Pada 13 Juli 2022 dia masih yakin mengatakan, harga Bitcoin yang sedang ambruk saat ini adalah peluang beli yang sangat besar. Sementara itu hasil survei Bloomberg menunjukkan, BTC diproyeksikan bisa jatuh ke US$10 ribu, akibat terus menguatnya dolar AS.
“Saat ini adalah peluang beli yang besar terhadap Bitcoin. Saat ini adalah entry point yang tepat,” ucap Saylor kepada CNBC belum lama ini.
Pernyataan Saylor itu, sejatinya menegaskan pendapatnya sejak lama, bahwa BTC memiliki keunggulan relatif dibandingkan kelas aset lain seperti emas. [ps]