Bos OpenAI, Sam Altman mengungkap sejumlah tantangan yang dihadapi proyek crypto berbasis Kecerdasan Buatan (AI), Worldcoin. Apa saja?
“Tantangan operasionalnya jelas sangat besar ketika Anda memikirkan apa yang diperlukan untuk membuat proyek ini,” tutur Altman tatkala menjadi panelis dalam konferensi Token 2049 di Sands Expo & Convention Centre, Singapura, pada Kamis (14/9/2023).
Altman menambahkan, tantangan lainnya adalah mengatasi jenis resistensi biometrik itu, yang beberapa orang rasakan ketika mereka pertama kali mendengar tentang produk ini.
“Tapi sekali lagi, saya pikir kedua hal tersebut sedang berjalan dengan baik.”
Alex Blania, salah satu pendiri Worldcoin dengan Altman, turut membenarkan bahwa proyek crypto berbasis AI tersebut melejit cepat hanya kurun beberapa minggu setelah diluncurkan.
“Hal paling gila bagi kami adalah bahwa ada antrian panjang di mana-mana untuk mendaftar hampir di setiap tempat. Dan itu benar-benar sulit untuk dikelola,” imbuh CEO Worldcoin, Blania.
Dia menyampaikan, timnya sedang meningkatkan kembali dan sedang memperluas sambil berbicara dengan lebih banyak pembuat kebijakan.
Tantangan Privasi di Balik Proyek Worldcoin
Dalam kesempatan tersebut, Blania turut menyinggung tantangan privasi yang menghantui proyek Worldcoin.
Dia menegaskan, Worldcoin tidak menyimpan data setelah pemindaian iris selesai.
“Data Anda dihapus. Anda sebenarnya tetap benar-benar anonim, yang merupakan hal yang sangat, sangat kuat, mengingat saya benar-benar percaya bahwa kita harus menemukan mekanisme verifikasi semacam itu secara global di Internet,” ujarnya.
Seperti diketahui, Worldcoin merupakan proyek mata uang crypto yang bertujuan menciptakan jaringan pengguna yang telah diverifikasi sebagai manusia, namun bukan bot atau algoritma kecerdasan buatan.
Untuk mendaftar, pengguna Worldcoin harus memindai bola mata mereka dengan alat tertentu.
Tetapi para pembela privasi dan legislator di seluruh dunia telah mengangkat kekhawatiran mengenai apakah data biometrik yang dikumpulkan oleh perusahaan tersebut aman.
Melansir Decrypt, diberitakan bahwa Kementerian Dalam Negeri Kenya menangguhkan proyek ini setelah proyek ini dengan cepat masuk ke negara Afrika.
Pemerintah Kenya kemudian membentuk komite parlemen beranggotakan 15 orang untuk menyelidiki proyek tersebut.
Di Eropa, pengawas data Jerman, Kantor Negara Bavaria untuk Pengawasan Perlindungan Data, dan Komisi Nasional Informasi dan Kebebasan Prancis juga sedang memeriksa legalitas Worldcoin.
Namun, Worldcoin dan pendukungnya, Tools for Humanity, bersikeras bahwa proyek ini melindungi privasi.
Belum lama ini, Blania mengatakan kepada para legislator bahwa Worldcoin dirancang untuk menjaga privasi sebagai desain bawaan dari protokol tersebut.
Blania mengatakan telah berbicara dengan regulator dan pembuat kebijakan di seluruh dunia telah menjadi bagian utama dari pekerjaannya setelah proyek ini diluncurkan.
“Dan saya pikir World ID adalah kesempatan untuk melakukannya dengan cara yang benar-benar menjaga privasi,” pungkasnya. [ab]