Bos Penerbit USDC: Kami Sudah Ramalkan Keruntuhan Terra LUNA dan UST

Jeremy Allaire, CEO Circle, perusahaan yang menerbitkan stablecoin terbesar kedua yakni Circle USD (USDC), mengklaim telah meramalkan keruntuhan Terra (LUNA) dan stablecoin algoritmis Terra USD (UST) enam bulan sebelumnya.

“Sangat jelas stablecoin tersebut rapuh dan tidak dapat berlanjut serta ada resiko tinggi akan terjadi spiral kematian,” jelas Allaire kepada kanal berita Protocol.

Keruntuhan Ekosistem Terra 

Pekan lalu, UST kehilangan nilai patokan terhadap dolar AS (USD). Akibatnya, aset senilai milyaran dolar terhapus dari ekosistem Terra dan turut menyeret pasar aset kripto amblas.

Allaire menambahkan, ada dua hal yang mengejutkan baginya. Pertama, betapa cepatnya keruntuhan terjadi serta besarnya kehancuran yang terjadi.

“Saya belum pernah melihat sesuatu hancur sebesar itu hanya dalam 72 jam,” kata Allaire.

Kedua, ia terkejut akan banyaknya dukungan terhadap LUNA dan UST dari sosok-sosok tenar kendati ekosistem tersebut jelas-jelas memiliki resiko tinggi.

BACA JUGA  Kenali Lebih Dekat Kripto Terra (LUNA)

Menanggapi perbedaan USDC dengan UST, Allaire menjelaskan USDC didukung oleh kolateral atau agunan. Sedangkan UST mengandalkan algoritma berbasis insentif menggunakan LUNA untuk mempertahankan nilai terhadap USD.

Stablecoin dengan kolateral seperti Tether (USDT) dan USDC mampu mempertahankan nilai terhadap dolar selama gejolak di pasar aset kripto pekan ini. Sementara itu, stablecoin algoritmis seperti DAI turut mampu bertahan kendati dengan turbulensi tinggi.

Allaire menjelaskan, imbal hasil USDC berasal dari pasar pinjam meminjam bagi USDC. Ada bunga yang dibayar peminjam dan ada agunan untuk mengajukan pinjaman. Produk tersebut ditawarkan sebagai sekuritas dan hanya bagi investor terakreditasi.

USDC dikembangkan memakai model paling terpercaya, transparan dan taat hukum. Sebab itu, selama sepekan terakhir USDC menguat dan semakin diminati.

Selain itu, tim USDC bekerjasama dengan pembuat kebijakan yang ingin menetapkan regulasi bagi stablecoin selama setahun terakhir. Kementerian Keuangan dan Gedung Putih menerbitkan laporan yang berkata stablecoin memiliki resiko keruntuhan sehingga harus diatur dengan segera.

BACA JUGA  BREAKING: Anak Buah Do Kwon Terra Diciduk Kejaksaan Korsel

Kendati UST gagal, Allaire berkata stablecoin algoritmis merupakan cita-cita di sektor aset kripto sehingga akan dikejar oleh pihak lain.

Pasalnya, uang digital dengan nilai stabil yang desentralistik, tidak bergantung kepada penerbit pusat atau penerbit pemerintah dan mampu mempertahankan nilai US$1 atau rujukan lain merupakan aset yang sangat bermanfaat. [ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait