Setelah “dijajakan” di Coinbase Pro, XRP mendapat kabar baik terbaru. SBI Group, perusahaan layanan keuangan di Jepang dan pendukung Ripple, berencana agar banyak bank Jepang memakai MoneyTap, sebuah aplikasi transfer yang ditenagai Ripple dan dapat digunakan oleh setiap bank regional.
President dan Direktur Representatif SBI Holdings Yoshitaka Kitao mengatakan pada awal bulan ini, SBI VCTrade akan dibuka pada Maret. Hal ini berarti anggota terverifikasi dapat membeli XRP dan token lainnya menggunakan yen.
Seiring perdagangan melalui VCTrade dibuka, pasar Jepang akan memiliki likuiditas tambahan, sehingga transaksi bervolume besar antar negara dapat dilakukan oleh kelompok bank tersebut.
Dalam wawancara dengan Coinpost, Kitao menyebut, beberapa prospek dan kegunaan XRP. Penggunaan xRapid dan XRP semakin meluas, dan jumlah perusahaan yang berpartisipasi di RippleNet meningkat secara signifikan.
Penggunaan distributed ledger technology untuk remitansi, termasuk uang virtual Ripple, meningkat. Bahkan beberapa bank besar di negara lain, seperti Santander, mulai memakai teknologi ini.
Oleh karena itu, penggunaan teknologi Ripple akan semakin meningkatkan pemakaian XRP untuk transfer uang secara internasional. Kitao berpendapat, uang virtual sulit berkembang kecuali ada permintaan yang nyata, tetapi pihaknya percaya permintaan tersebut akan meningkat mulai sekarang.
Informasi yang paling menarik dari pengumuman SBI adalah grup tersebut bertujuan agar bank-bank di Jepang menggunakan MoneyTap. SBI telah mendirikan konsorsium beranggotakan sejumlah bank yang akan mendukung misi agar sebanyak mungkin bank memakai MoneyTap yang ditenagai Ripple.
Presiden SBI tersebut juga mengungkap pihaknya mengerjakan SCoin Platform yang bisa membantu penerbitan uang digital. Kitao ingin menghadirkan platform pembayaran ini di acara Osaka Expo pada tahun 2025 mendatang.
Kitao mengklaim Bitcoin tidak memiliki nilai fundamental apa-apa, dan XRP adalah aset kripto nomor satu. Karena tidak ada fundamentalnya, Bitcoin jatuh 80 persen dari harga tertingginya. Hal tersebut langka terjadi di pasar modal dan pasar lainnya, tambah Kitao. Pernyataan tersebut cukup aneh mengingat XRP sendiri mengalami penurunan lebih drastis dibanding Bitcoin.
“Tidak ada nilai bagi Bitcoin, sehingga sulit bagi Bitcoin semakin digunakan secara praktis. Saya pikir XRP sebagai uang digital adalah aset kripto nomor satu,” jelasnya.
Melihat potensi uang virtual, SBI menjadi salah satu dari 300 lembaga finansial anggota konsorsium R3, perusahaan distributed ledger technology yang sempat berseteru dengan Ripple di pengadilan. Kitao berkata ia membujuk kedua pihak tersebut untuk berdamai dan bekerjasama.
Kitao sangat bullish soal XRP. Sebelumnya, ia telah mengutarakan keyakinannya soal evolusi Ripple dan harganya. Sebagai contoh, ia berkata token XRP akan melompat sampai US$10 per koin setelah SBI VC diluncurkan.
Hal itu mungkin terdengar berlebihan, tetapi tidak dapat dipungkiri XRP menerima sederetan berita baik selama beberapa bulan terakhir. Namun demikian, tidak banyak yang tahu, bahwa sebagian besar koin XRP dipegang oleh pendiri Ripple sendiri. Ini sangat berisiko terjadinya inflasi mendalam, jika mereka menjual XRP mereka. [investinblockchain.com/ed]