Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong mengatakan pada Rabu (30/11/2022), terus mengkaji secara serius kasus kerugian investasi Temasek di FTX, dilansir dari Reuters.
Temasek, perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki pemerintah Singapura itu, berinvestasi sekitar US$275 juta di FTX. Wong menilai kerugian itu sangat “serius” dan “mengecewakan”.
Wong, yang juga menjabat sebagai menteri keuangan, mengatakan kerugian itu tidak berarti sistem tata kelola investor negara di Temasek tidak berfungsi dan tidak ada jumlah uji tuntas dan pemantauan yang dapat menghilangkan risiko sama sekali.
Namun demikian Wong memastikan kepada publik melalui pernyataannya kepada parlemen bahwa, kerugian besar itu telah merusak reputasi Temasek.
“Fakta bahwa investor institusi global terkemuka lainnya seperti BlackRock dan Sequoia Capital juga berinvestasi di FTX tidak mengurangi ini,” kata Wong.
Setelah memompa uang sekitar US$275 juta ke FTX, Temasek memutuskan untuk melakukan write down atas investasi itu setelah keruntuhan FTX.
Lanjut Wong, pengkajian serius akan dilakukan oleh tim internal independen yang melapor langsung ke DPR dan tidak akan melibatkan mereka yang melakukan investasi.
Temasek mengatakan biaya investasinya di FTX adalah 0,09 persen dari nilai portofolio bersih 403 miliar dolar Singapura (US$293,97 miliar) pada 31 Maret 2022, dan saat ini tidak memiliki paparan langsung dalam cryptocurrency.
Apa Itu Sequoia Capital yang Minta Maaf Setelah Rugi Investasi US$150 Juta di FTX?
Menjelaskan tindakannya, Temasek mengatakan telah melakukan kajian tuntas terhadap FTX sejak Februari hingga Oktober 2021. Dalam laporan keuangan disebut Temasek sudah menangguk keuntungan.
Wong mengatakan kepada DPR bahwa kerugian individu tidak berdampak pada pengembalian cadangan Singapura, yang terkait dengan pengembalian jangka panjang.
Pendukung FTX lainnya seperti SoftBank Group Corp, Vision Fund dan Sequoia Capital juga menandai investasi mereka menjadi nol setelah FTX, yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried, mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat. [ps]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.