BTC Menguat 30 Persen Setahun Pasca Bitcoin Halving 2024

Bitcoin Halving 2024 disebut sebagai salah satu faktor besar pendorong harga Bitcoin menguat selama setahun ini pada tahun 2025. Bagaimana variabel terkait crypto lainnya?

Bitcoin kembali mencetak penguatan signifikan setahun setelah halving keempat yang pasca tanggal dimulainya Bitcoin Halving pada 20 April 2024 silam. Berdasarkan data per Selasa (22/042025) pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin (BTC) diperdagangkan di kisaran US$88.300. Dihitung dari tanggal halving itu, BTC sudah menguat 30 persen.

Kenaikan harga BTC setahun setelah Bitcoin Halving 2024
Kenaikan harga BTC setahun setelah Bitcoin Halving 2024. Sumber: TradingView.

Angka ini mencerminkan lonjakan lebih dari 17 persen dari level terendah bulanan di US$74.500 pada 7 April lalu, serta kenaikan mingguan lebih dari 4 persen di tengah meningkatnya tekanan geopolitik dan ketidakpastian arah kebijakan moneter Amerika Serikat.

Selain mencatatkan reli harga, dominasi Bitcoin juga meningkat tajam hingga mencapai 63 persen, tertinggi sejak awal 2021. Lonjakan dominasi ini menunjukkan kembalinya minat investor terhadap Bitcoin sebagai aset pelindung nilai, terutama di tengah kondisi global yang semakin tidak pasti. Aliran dana ke Bitcoin Spot ETF di AS pun menunjukkan tren positif, dengan net inflow sebesar US$15,85 juta selama periode 14 hingga 17 April, setelah dua pekan sebelumnya tercatat net outflow.

Financial Expert Ajaib, Panji Yudha, menilai bahwa aliran dana institusional menunjukkan pergeseran persepsi terhadap Bitcoin.

“Kembalinya aliran dana institusional menunjukkan bahwa Bitcoin semakin dipandang sebagai lindung nilai strategis, bukan hanya sekadar aset spekulatif,” ujar Panji kepada Blockchainmedia.id.

Pada time frame mingguan, harga BTC diperkirakan masih dalam tren naik menurut indikator Monte Carlo Shuffled Projection. Angka kenaikan rata-rata berada di kisaran US$115.288 (crossline biru) pada 6 April 2025 dan kenaikan ekstrem bisa mencapai US$152.869 (crossline merah) pada 8 Desember 2025. Jikalau mengacu pada kenaikan rata-rata (garis biru), maka harga BTC secara teknikal diproyeksikan mencapai US$106.344 sebelum pekan kedua Desember 2025. Sumber: TradingView.

Ia juga menambahkan bahwa secara teknikal, BTC memiliki potensi untuk menguji resistance di US$91.000 jika mampu bertahan di atas support level US$85.000 dan garis rata-rata MA-100.

Sejak Bitcoin halving April 2024 yang memangkas reward penambangan dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC, harga Bitcoin telah naik lebih dari 30 persen. Efek kelangkaan pasokan akibat Bitcoin halving dinilai Panji masih menjadi pendorong utama sentimen positif terhadap Bitcoin.

Kenaikan ini turut didukung oleh ketegangan geopolitik yang makin memanas, terutama setelah Tiongkok mengumumkan tarif balasan terhadap AS, memperburuk hubungan dagang kedua negara.

Situasi politik di dalam negeri AS pun semakin memanas. Presiden Donald Trump kembali melontarkan kritik terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell, dan bahkan mengancam untuk mencopotnya.

“Ketegangan antara otoritas eksekutif dan bank sentral menciptakan ketidakpastian tambahan di pasar keuangan, yang berdampak negatif terhadap pasar ekuitas dan mendorong investor ke aset alternatif seperti Bitcoin dan emas,” sebut Panji.

Dalam tiga bulan terakhir, indeks dolar AS (DXY) telah turun 10 persen, menyentuh level terendah dalam tiga tahun terakhir. Melemahnya dolar AS turut mendorong risk appetite investor. Harga emas juga melonjak ke rekor tertinggi baru di atas US$3.400.

“Melemahnya dolar dan tekanan geopolitik menjadi bahan bakar baru bagi reli aset alternatif seperti Bitcoin dan emas,” tambah Panji.

Tren turun indeks dolar AS berdasarkan indikator Monte Carlo
Tren turun indeks dolar AS berdasarkan indikator Monte Carlo pada time frame mingguan. Indikator itu memperkuat sinyal DXY bisa melemah setidaknya menjadi 91,24 pada April 2026 dengan titik ekstrem di kisaran US$86.946 pada November 2025. Sumber: TradingView.

Pasar global pekan ini akan dipenuhi sejumlah data ekonomi penting. Rabu akan diramaikan oleh rilis data PMI sektor jasa dan manufaktur global. Kamis menyusul laporan Durable Goods Orders, sedangkan Jumat fokus tertuju pada indeks sentimen konsumen dan ekspektasi inflasi AS. Selain itu, pernyataan pejabat The Fed seperti Patrick Harker, Christopher Waller, dan Neel Kashkari juga dinanti, terutama di tengah sorotan terhadap independensi bank sentral tersebut.

Di sisi regulasi, Senat AS telah menyetujui penunjukan Paul Atkins sebagai Ketua SEC yang baru. Atkins merupakan kandidat pilihan Presiden Trump. Ia dijadwalkan mulai bertugas dalam pekan ini, dengan persiapan transisi yang sudah dimulai oleh tim internal SEC. Perubahan kepemimpinan di lembaga tersebut diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap kebijakan regulasi aset kripto di Amerika Serikat ke depan. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait