Siapa bilang dunia kripto cuma milik anak muda yang paham teknologi? Di Korea Selatan (Korsel), justru para orang tua mulai mendominasi pasar aset digital, dan tren ini semakin terlihat nyata sepanjang tahun 2023.
Berdasarkan laporan media lokal Donga, data terbaru yang dikumpulkan dari lima bursa kripto besar di negara tersebut, yakni Upbit, Bithumb, Coinone, Korbit dan Gopax, tercatat bahwa jumlah investor kripto melonjak hingga 52,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Totalnya? Mencapai 9,66 juta orang yang kini memiliki akun aktif dan bisa berdagang di platform kripto.
Ini bukan angka kecil, mengingat populasi Korea Selatan pada akhir tahun 2024 tercatat sekitar 51,21 juta jiwa. Artinya, hampir satu dari lima warga Korsel kini telah menyentuh dunia mata uang digital.
Tak hanya itu, nilai keseluruhan aset kripto yang mereka pegang juga tembus lebih dari 105 triliun won. Sebuah angka yang jelas menunjukkan bahwa kripto bukan lagi sekadar tren sementara, tapi sudah menjadi bagian dari strategi finansial masyarakat.
Investor Senior Korsel: Bukan Cuma Ikut-ikutan
Lebih menarik lagi, peningkatan jumlah investor datang bukan hanya dari kalangan muda yang haus risiko. Justru kelompok usia di atas 50 tahun mulai menunjukkan geliat luar biasa. Jumlah investor berusia 50-an melonjak menjadi 1,75 juta orang, naik lebih dari 56 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, yang berusia 60 tahun ke atas pun tak ketinggalan. Dari sebelumnya 371 ribu orang, jumlahnya naik drastis menjadi lebih dari 636 ribu orang.
Fenomena ini tentu cukup mengejutkan. Dulu, orang-orang seusia ini mungkin lebih memilih deposito, emas, atau properti sebagai pilihan investasi.
Tapi sekarang? Mereka ikut bersaing membeli koin digital seperti Bitcoin atau Ethereum. Seolah-olah, mereka juga tak mau ketinggalan kereta ketika anak muda berbicara soal Web3 dan blockchain.
Mereka yang Pegang Besar, Banyak yang Sudah Tidak Muda
Di sisi lain, data juga menunjukkan bahwa di antara para pemilik aset kripto dengan jumlah di atas 1 miliar won, atau sekitar Rp11,6 miliar, lebih dari separuhnya berusia 50 tahun ke atas.
Dari total 9.135 investor kategori “besar”, sebanyak 3.215 berada di usia 50-an, dan 1.817 lainnya bahkan sudah masuk kepala enam. Rata-rata nilai yang mereka pegang pun tidak main-main, yakni 2,15 miliar won per orang.
Mungkin terbayang di benak kita, seorang pria paruh baya duduk di ruang tamu, bukan sedang menyiram tanaman atau membaca koran, melainkan memantau grafik candlestick dan volume pasar kripto di layar laptop. Ya, ini gambaran baru dari investor senior di Korsel.
Seruan untuk Regulasi yang Lebih Pasti
Dengan pertumbuhan secepat ini, muncul pula kekhawatiran tentang keamanan dan perlindungan investor.
Apalagi, pasar kripto dikenal dengan volatilitas tinggi yang bisa bikin jantung berdebar, terutama bagi yang tidak siap. Melihat situasi ini, anggota parlemen Partai Demokrat, Ahn Do-jae, menyuarakan perlunya regulasi yang memadai.
“Untuk melindungi investor, dasar regulasi minimum harus ditetapkan sesegera mungkin,” ujar Anggota Parlemen Partai Demokrat Ahn Do-jae.
Ia pun menekankan pentingnya landasan hukum yang kuat agar tidak ada yang dirugikan, terutama para investor pemula atau yang baru saja masuk pasar.
Bukan Lagi Pilihan Alternatif
Lebih lanjut lagi, data tersebut memberi sinyal bahwa kripto mulai dianggap sebagai pilihan investasi serius di luar jalur tradisional seperti saham atau obligasi.
Meskipun masih banyak tantangan, terutama dari sisi regulasi dan fluktuasi harga, nyatanya minat masyarakat terus meningkat. Apalagi di kalangan usia yang dulu cenderung lebih konservatif dalam mengambil keputusan finansial.
Bukan tidak mungkin, beberapa tahun ke depan, diskusi soal strategi investasi di meja makan keluarga akan mencakup lebih banyak istilah seperti blockchain, staking, hingga layer-2.
Jadi, kalau ayah atau kakek kamu tiba-tiba bertanya, “Kamu pakai cold wallet atau masih di bursa?”, jangan kaget. Bisa jadi, mereka sudah lebih update dari kamu. [st]