Boerse Stuttgart, bursa saham kedua terbesar di Jerman dan kesembilan terbesar di Eropa, akan membuka platform perdagangan kripto di kuartal kedua 2019, CCN melansir.
Bursa tersebut akan berkolaborasi dengan solarisBank untuk membangun infrastruktur uang kripto dari hulu ke hilir, sehingga investor ritel dapat memperdagangkan aset digital.
“Dengan kombinasi pengalaman teknologi dan perbankan, solarisBank adalah mitra yang baik bagi kami untuk menawarkan layanan terpusat di rantai nilai aset digital. Blockchain Factory milik solarisBank mendukung kami membawa kripto dan token ke jenjang berikutnya serta menetapkan standar baru di aspek transparansi dan keandalan,” kata CEO Boerse Stuttgart Alexander Hoptner.
Selama lima tahun terakhir, kendati memimpin di bidang infrastruktur dan tenaga kerja, Eropa sulit bersaing dengan pasar berkembang yang cepat membangun infrastruktur bagi sektor kripto.
Pasar di negara-negara seperti Singapura, Korea Selatan dan Jepang telah menjadi pasar kripto terbesar berdasarkan volume perdagangan serta nilai startup di ketiga negara tersebut, setelah Amerika Serikat.
Tetapi, selama beberapa bulan terakhir, mungkin karena terpengaruh himbauan G20 untuk meregulasi kripto dan sikap negara Eropa yang terbuka terhadap kripto seperti Inggris dan Perancis, volume perdagangan Bitcoin dan Ethereum memakai euro (EUR) mulai meningkat tajam.
Pengembangan platform perdagangan kripto oleh Boerse Stuttgart hadir di saat bursa aset digital di Eropa mulai mencetak volume yang cukup untuk bersaing dengan pasar yang sudah matang.
Saat ini, selain platform trading fiat-ke-kripto yang diregulasi seperti BitStamp, pasar Eropa sudah memiliki beberapa instrumen investasi publik yang membolehkan individual terakreditasi dan investor institusi untuk menanam modal.
Nasdaq Stockholm di Swedia me-listing Bitcoin exchange-traded note (ETN) pada 2015, dan Amun Crypto merilis exchange-traded product (ETP) yang melacak harga kripto lima terbesar di pasar.
Pada 18 November bursa SIX Swiss memberikan lampu hijau kepada Amun untuk mengoperasikan ETP kripto pertama di negara tersebut. Saat itu, CEO dan co-founder Amun Hany Rashwan berkata perusahaannya mempertimbangkan berekspansi ke wilayah lain secara jangka panjang.
“Kami percaya Swiss adalah yurisdiksi terbaik bagi markas kami. Setelah meluncurkan produk awal kami di bursa Six Swiss, kami berniat meluncurkan produk tambahan dan juga melisting sekaligus di wilayah dan bursa saham lain,” lanjut Rashwan.
Perang hard fork Bitcoin Cash yang terjadi pada 15 November diduga menjadi pemicu longsornya pasar kripto saat ini. Tetapi dengan likuiditas dan volume yang cukup, para analis berkata pasar kripto mampu menyerap peristiwa tersebut sehingga mencegah nilai aset digital jatuh ke 80 sampai 99 persen.
Seiring menguatnya infrastruktur kripto dengan pilihan teregulasi lebih banyak bagi investor, likuiditas kripto akan meningkat dan bisa jadi menambah stabilitas lebih banyak bagi kelas aset ini. [ed]