Cardano Siap Hadapi Era Voltaire dengan Hard Fork Chang

Cardano bersiap untuk melangkah maju dengan hard fork Chang yang akan datang, memperkenalkan era baru tata kelola terdesentralisasi yang dikenal sebagai Voltaire.

Peningkatan penting ini dinamai untuk menghormati Phil Chang, seorang pendukung setia Cardano yang meninggal pada tahun 2022.

Tujuan Utama Hard Fork Chang Cardano 

Tujuan utama dari hard fork Chang adalah mentransfer kontrol blockchain dari beberapa entitas terpusat ke komunitas pemegang token ADA yang lebih luas.

Pergeseran ini merupakan langkah signifikan menuju desentralisasi sejati dan tata kelola yang digerakkan oleh komunitas.

Pada tanggal 25 Juli, Cardano meluncurkan versi node baru, Node 9.1.0, yang berisi semua komponen yang diperlukan untuk menerapkan hard fork Chang.

Versi ini memperkenalkan beberapa pembaruan dan peningkatan penting. Yang paling mencolok, Node 9.1.0 mewajibkan penggunaan file genesis Conway sejak awal, yang sebelumnya bersifat opsional.

Selain persyaratan ini, versi node baru membawa perbaikan bug dan peningkatan pada Command Line Interface (CLI) dan Application Programming Interface (API). Salah satu tambahan yang mencolok adalah perintah query treasury, yang tidak ada pada versi sebelumnya.

Pembaruan ini dirancang secara strategis untuk memastikan kesiapan jaringan terhadap perubahan yang akan datang, selaras dengan proposal seperti CIP69 dan CIP119.

Model Tata Kelola Baru

Cryptopolitan melaporkan bahwa, implementasi hard fork Chang akan mengubah secara radikal pengelolaan jaringan Cardano. Hingga saat ini, kontrol sebagian besar terpusat pada Cardano Foundation, Emurgo dan Input Output Global (IOG).

Model tata kelola baru yang diperkenalkan oleh hard fork Chang akan mendemokratisasi kontrol ini, memberikan suara kepada pemegang ADA dalam operasi blockchain.

Model ini bisa diibaratkan seperti demokrasi digital di mana para pemangku kepentingan dapat memberikan suara pada perubahan dan mengelola anggaran jaringan.

Persiapan Stake Pool Operator (SPO)

Saat ini, stake pool operator (SPO) sedang bekerja keras memperbarui sistem mereka ke perangkat lunak baru. Menurut PoolTool, dasbor staking Cardano, sekitar 27 persen node telah diperbarui sejauh ini.

Hard fork hanya akan berlanjut ketika 70 persen dari semua SPO telah menyelesaikan pembaruan. Setelah ambang batas ini tercapai, model tata kelola baru akan diperkenalkan secara resmi.

Perjalanan menuju titik ini tidaklah tanpa tantangan. Hard fork Chang awalnya dijadwalkan untuk kuartal kedua tahun 2024 tetapi menghadapi penundaan.

Setback seperti ini umum terjadi di sektor blockchain, di mana peningkatan teknis sering menghadapi masalah yang tidak terduga.

Keberhasilan model tata kelola baru ini akan bergantung pada partisipasi aktif pemegang ADA. Tanpa keterlibatan komunitas yang kuat, sistem ini mungkin tidak berfungsi seperti yang diharapkan.

Selain itu, ada risiko inheren yang terkait dengan peningkatan blockchain besar. Masalah teknis dapat muncul selama fase implementasi, mengharuskan tim pengembangan Cardano untuk waspada dan siap menangani masalah apa pun dengan cepat.

Dari perspektif pasar, data historis menunjukkan bahwa hard fork dapat berdampak positif pada nilai kripto.

Misalnya, hard fork Alonzo pada tahun 2021 melihat harga ADA melonjak dari US$1,35 menjadi US$3,10 dalam waktu satu bulan. Meskipun hasil masa depan tidak pasti, hard fork Chang berpotensi memiliki efek serupa, terutama jika meningkatkan kepercayaan pada masa depan Cardano.

Pendiri Cardano, Charles Hoskinson, melihat perkembangan ini sebagai tonggak yang menunjukkan kematangan ekosistem Cardano, bergerak menuju model yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Implementasi sukses dari hard fork Chang bisa menjadi langkah signifikan bagi Cardano, memperkuat posisinya sebagai platform blockchain terkemuka. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait